BUAH MANIS SEBUAH KEJUJURAN

Kejujuran adalah suatu hal yang sangat berharga. Semua orang pasti menghargai suatu kebenaran. Di dalam setiap etnis, budaya, maupun agama, kebenaran tentu dijunjung tinggi. Maka setiap ajaran tentu mengharuskan kejujuran ada di dalamnya.

Sifat jujur adalah sesuatu yang mudah dipikirkan, tetapi seringkali sulit diucapkan. Kejujuran tidak hanya kepada orang lain. Namun juga pada diri sendiri. Sebagai contoh apa yang dilakukan oleh Halimah seorang cleaning service di terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta yang menemukan sebuah dompet yang di dalamnya terdapat cek bernilai milyaran rupiah.

Halimah menyerahkan dompet temuannya itu kepada atasannya. Dia tidak ingin menjadikan apa yang dia temukan adalah aji mumpung, bisa saja cek itu diambil dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun di balik itu yang dia pikirkan adalah pertanggungjawaban terhadap dirinya sendiri. Apakah dia mempertahankan kejujuran dalam dirinya atau menggunakan hawa nafsunya yang hanya dinikmati sejenak dan hidup dalam ketidak-tenangan?

Kejujuran Halimah pun berbuah manis, dia diganjar dengan kenaikan jabatan sebagai pimpinan tim kebersihan di terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta. Sifat jujur akan membawa dampak positif bagi diri kita. Orang yang terbiasa berkata jujur akan dipercaya oleh orang lain. Kepercayaan itu datang sendirinya akibat dari kejujuran.

Itulah mungkin yang diyakini oleh seorang Halimah. Apa yang dia terima saat ini adalah buah dari kejujuran yang dia tanamkan dalam dirinya. Kejujuran itu akan mendatangkan banyak kebaikan-kebaikan lainnya.

Sebagaimana tercantum di dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jujur itu menuntun kepada kebaikan,dan kebaikan itu menuntun ke surga, dan tak seorang pun yang berlaku jujur kecuali  akan tercatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur.” (HR.Bukhari)

Suri tauladan hidup umat manusia—Rasulullah SAW—memberikan contoh yang tak akan lekang waktu untuk kita tiru dan amalkan. Kejujuran yang beliau SAW contohkan tidak akan ada tandingannya sehingga baik kawan maupun lawan memberikan gelar Al-Amin (orang yang dipercaya) kepada beliau SAW. 

Karena tak satu celah pun baik ucapan maupun perbuatan beliau yang saling berseberangan. Antara ucapan dan perbuatan beliau senantiasa diwarnai dengan kejujuran.

Para sahabat beliau SAW pun mengamalkan semua gerak gerik kehidupan beliau. Hz. Abu Bakar Shiddiq r.a. salah satunya. Gelar Shiddiq yang disematkan kepada beliau menjadi bukti kejujuran beliau semasa hidup.

Kejujuran sebagai salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang. Karena sifat jujur yang ditanamkan dalam dirinya menjadi refleksi ketakwaan kepada Allah SWT. Orang yang bertakwa berarti dia takut untuk melakukan keburukan yang akan mengundang murka Allah SWT.

Orang yang jujur pasti akan mengatakan hal yang benar. Hal-hal yang disampaikan tidak menyalahi fakta yang seharusnya. Selain itu, jujur juga dapat dikatakan sesuatu yang sesuai antara niat dengan ucapan. Dan sebaliknya janganlah kita mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak kita lakukan karena hal itu akan mengundang kebencian Allah SWT.

Di dalam Al-Qur’an Karim Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Saff 61: 3-4)

Visits: 560

Rauhun Thayibah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *