Menjadi Ibadurrahman dalam Pengkhidmatan

Tujuan hidup manusia diciptakan adalah mengabdi kepada Dia Yang Maha Pencipta, Allah SWT. Perwujudan pengabdian kepada Allah Ta’ala menjadikan diri lekat dalam menjalin hubungan yang serasi antara langit dan bumi.

Refleksi hubungan dengan langit, yaitu penyembahan paripurna kepada Allah Ta’ala melalui ketaatan manusia menjalankan perintah-perintah Allah Ta’ala. Dan refleksi hubungan dengan manusia bagaimana menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama hamba Allah Ta’ala.

Dan di sinilah manusia akan nampak mencerminkan sifat-sifat Allah Ta’ala. Jika Allah Ta’ala memiliki sifat Penyayang, manusia pun bisa memilikinya dan akan menampakkannya melalui bentuk pengkhidmatan kepada sesama manusia.

Berbicara mengenai pengkhidmatan atau pengabdian begitu luas ruang lingkupnya. Namun hal yang paling mendasar adalah bagaimana pengkhidmatan itu dilakukan dengan niat untuk meraih keridhaan Allah Ta’ala.

Pengkhidmatan terbesar manusia dengan sesama manusia adalah bagaimana dia memanusiakan manusia, menjadi hamba-hamba Allah Ta’ala yang akan meraih kasih sayang dan rahmat Allah Ta’ala.

Dalam surah At Taubah: 71 digambarkan mengenai Ibadurrahman, hamba Allah yang dikasihi. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah swt. Sungguh, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 71)

Dalam ayat ini disebutkan bagaimana ciri-ciri Ibadurrahman sejati, yaitu:

1. Mereka saling bersahabat satu sama lain. Mereka merupakan orang yang saling mencintai antara satu sama lain dan setiap saat siap menolong satu dengan yang lainnya.

2. Mereka mengajak melakukan amal-amal baik. Mereka menyebarkan kebaikan dan senantiasa menginginkan kebaikan untuk orang lain serta menanamkan kecintaan dan kasih sayang.

3. Mereka mencegah setiap perbuatan yang melanggar perintah Allah Ta’ala. Mereka mencegah orang zalim melakukan kezaliman dan senantiasa mendengar keluhan orang-orang teraniaya.

4. Mereka menegakkan shalat yang merupakan tiang agama dan harus diperhatikan secara khusus sebagai bentuk Habluminallah yang kedudukannya paling tinggi. Di mana shalat menjadi mi’raz tertinggi orang beriman yang di dalamnya berisi puji sanjung kepada Allah Ta’ala dan doa-doa untuk meraih keridhaan-Nya.

5. Mereka membayar zakat, membelanjakan apa yang Allah Ta’ala rezekikan kepadanya untuk kepentingan agama dan kemaslahatan umat manusia.

6. Mereka menaati Allah dan Rasul-Nya, menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya. Mengamalkan perintah Allah Ta’ala dan Rasulullah SAW dengan senang hati dan penuh keikhlasan.

7. Allah Ta’ala mengasihi mereka dan mereka mendapat kasih sayang Allah.

Apabila ketujuh ciri tersebut dimiliki oleh orang beriman, Allah Ta’ala akan senantiasa memperlakukannya orang-orang seperti itu dengan rahmat dan kasih sayangnya.

Sangatlah tidak mudah menjadi hamba yang mendapat kasih sayang Allah Ta’ala. Dan itulah tugas yang diembankan kepada orang beriman sebagaimana usaha dan upaya harus dikerahkan dengan segala kemampuan yang ada.

Selain itu untuk mencapai Ibadurrahman dalam pengkhidmatan, dibutuhkan sikap rendah hati. Karena hal itu akan berpengaruh pada niat dalam berkhidmat. Jika dalam pengkhidmatan terselip sedikit saja sifat keakuan dalam diri, pengkhidmatan itu hanya akan bersifat formalitas saja.

Kita belajar dari sebuah kalimat “Kerendahan hati, kebaikan, dan empati akan lebih memberikanmu rasa hormat daripada yang bisa diberikan kekuatan mana pun.” (Morgan House)

Berkhidmat tanpa berharap penghargaan ataupun penghormatan akan mendatangkan keberkatan. Hal-hal seperti itu dengan sendirinya akan datang menghampiri jika dalam pengkhidmatan yang dilakukan dengan penuh kerelaan dan keikhlasan. 

Bukan saja penghormatan dari manusia akan didapat, namun Allah Ta’ala pun akan mengganjarnya dengan ganjaran yang terbaik yang dicatat sebagai ladang amal.

Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau adalah pengkhidmat sejati Allah Ta’ala. Sepanjang usia beliau berkhidmat mengemban misi membawa manusia mengenal ketauhidan Allah Ta’ala.

Pengkhidmatan beliau senantiasa tujukan kepada fakir miskin, hamba sahaya, dan segenap umat manusia, bahkan seluruh makhluk Allah Ta’ala. Hal ini menjadikan beliau rahmat bagi sekalian alam dan juga Ibadurrahman yang sesungguhnya.

Apakah kita bisa mengikuti teladan Rasulullah SAW? Tentu saja bisa jika kita menempatkan diri kita sesuai dengan apa yang diteladankan oleh beliau SAW. Berkhidmat dengan penuh keikhlasan tanpa embel-embel apapun dalam hati dan pikiran yang semata-mata kita harapkan adalah keridhaan Allah Ta’ala.

Visits: 153

Rauhun Thayibah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *