
Pendidikan Dapat Mengubah Dunia
Pada tahun 2014, pemberitaan mengenai kisah seorang anak tukang becak yang berhasil menjadi wisudawati terbaik di Universitas Negeri Semarang ramai disiarkan. Dia adalah Raeni. IPK 3,96 mampu membuatnya mendapatkan berbagai tawaran beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2. Dia mendapatkan beasiswa LPDP untuk melanjutkan S2-nya di University Of Birmingham, Inggris.
Raeni merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Tapi meski begitu, Raeni tidaklah tumbuh menjadi anak bungsu yang identik dengan sifat manja atau tergantung pada anggota keluarga dalam menjalani kehidupannya. Raeni memiliki beberapa role model seperti Nabi Muhammad saw. serta kedua orang tuanya, ibu Sri Mulyani dan bapak Muhammad Yunus (Peraih Nobel). Menurut Raeni ada banyak hal positif yang bisa diambil dari setiap orang yang menginspirasi.
Raeni meraih gelar S2 di University of Birmingham dan memiliki pekerjaan sebagai dosen di Universitas Negeri Semarang. Sepertinya ini sudah lebih dari cukup. Apalagi kondisi keuangan keluarga semakin membaik. Ayahnya yang dahulu harus bekerja ekstra dengan menjadi penjaga malam di sekolah dan mengayuh becak, kini bekerja mengantar jemput salah satu putri mantan bupati Kendal.
Tapi nyatanya bagi Raeni pendidikan tinggi bukan semata-mata berakhir dengan finansial yang stabil, lebih dari itu Raeni menganggap bahwa pendidikan setinggi mungkin akan menjadi bekal untuk menghadapi tantangan di masa depan.[1]
Gambaran kisah inspiratif seorang anak tukang becak yang dapat meraih gelar sarjana tentunya menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Ternyata kepintaran dan kecerdasan seseorang tidak sepenuhnya berhubungan dengan apa yang kita makan serta status sosial karena faktanya, niat dan kerja keras dari seseorang yang kehidupannya sangat sederhana juga bisa meraih kesuksesan dibandingkan dengan orang yang serba berkecukupan.
Pendidikan tidak hanya mengubah individu bahkan dunia di sekitarnya juga bisa turut berubah karena hal tersebut membawa harapan, pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam masyarakat. Ketika satu generasi dididik dengan baik maka generasi berikutnya akan mewarisi nilai-nilai tersebut serta dapat menciptakan efek perubahan yang berkelanjutan dan positif.
Tentunya hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh seorang gadis berkebangsaan Pakistan, aktivis HAM dan pemenang hadiah Nobel untuk perdamaian ‘Asia Game Charger Awards’ bernama Malala Yousafzai, “Satu buku, satu pena, satu anak dan satu guru dapat mengubah dunia”.
Malala Yousafzai mendapatkan penghargaan atas perjuangannya melawan penindasan terhadap anak-anak dan kaum muda atas hak semua anak untuk mendapatkan pendidikan.
Pada intinya hal tersebut menggaris bawahi gagasan bahwa hal-hal yang tampaknya sederhana seperti seorang anak yang bersemangat belajar, seorang guru yang berdedikasi, sebuah buku dan sebuah pena dapat menjadi salah satu jalan bagi perubahan yang signifikan.
Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan akademis akan tetapi juga tentang membentuk karakter dan membangun moralitas. Karena ketika pendidikan diutamakan secara merata, kebodohan yang seringkali menjadi akar dari berbagai masalah seperti kemiskinan, kekerasan, dan intoleransi dapat diberantas. Anak-anak yang dididik dengan baik memiliki peluang yang lebih besar untuk menggapai cita-cita mereka serta dapat mengubah dunia.
Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. pun bersabda, “Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagiaan akhirat, tuntutlah ilmu dan barang siapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu baginya jalan menuju surga.”
Makna yang tersirat dalam hadits tersebut adalah bahwa ilmu pengetahuan memiliki peran besar dalam kehidupan seseorang, karena dengan ilmu pengetahuan maka manusia dapat bermanfaat bagi dirinya maupun untuk lingkungan sekitarnya.
Ilmu pengetahuan juga menjadi jalan pedoman untuk menuntun kita ke arah yang benar dan dapat mengantarkan kita pada kehidupan bahagia di dunia maupun di akhirat. [2]
Oleh karena itu penting bagi semua pihak dan masyarakat untuk bersatu padu dalam upaya memastikan bahwa setiap anak memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas.Serta perlu juga kesadaran setiap orang tentang pentingnya meraih pendidikan termasuk mendukung anak-anak kita untuk belajar dan berkembang.
Referensi:
[1] https/ethef.id.post/ kisah inspiratif.
[2] [Fcep.uii.ac.id/](http://fcep.uii.ac.id/) keutamaan menuntut ilmu.
Visits: 50