Pentingnya Perdamaian dan Persaudaraan

Salah satu kisah yang menggambarkan persatuan dan kesatuan antar umat Muslim pada zaman Rasulullah saw. adalah kisah tentang peristiwa Piagam Madinah. Untuk mengatasi perpecahan dan membangun masyarakat yang harmonis, Rasulullah saw. menyusun sebuah piagam yang dikenal sebagai Piagam Madinah. Piagam ini merupakan konstitusi tertulis pertama di dunia yang mengatur hak dan kewajiban semua anggota masyarakat Madinah.

Dengan adanya Piagam Madinah, Rasulullah saw. berhasil menciptakan suasana persatuan dan kesatuan yang kuat di antara berbagai kelompok di Madinah. Hal ini tidak hanya membantu mengatasi konflik internal, tetapi juga memperkuat posisi umat Islam dalam menghadapi ancaman eksternal. Piagam Madinah menjadi pondasi penting dalam pembangunan masyarakat Islam yang adil, harmonis, dan inklusif.

Kisah ini menjadi contoh nyata bagaimana persatuan dan kesatuan dapat dicapai melalui kebijaksanaan, keadilan, dan penghormatan terhadap keberagaman, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Lantas, mengapa masih saja terjadi perpecahan/ konflik di dunia saat ini yang tampak tak pernah usai?

Seperti salah satunya konflik Israel-Palestina. Konflik ini telah berlangsung selama beberapa dekade sejak pertengahan abad ke-20, dengan ketegangan dan kekerasan berulang antara Israel dan Palestina, khususnya di Gaza dan Tepi Barat. Meskipun ada upaya damai dan perjanjian gencatan senjata berkali-kali, ketegangan tetap tinggi dan kekerasan sering kali meletus kembali.

Selain itu contoh lainnya terjadi di Indonesia, seperti komunitas Ahmadiyah dan Syiah, sering mengalami diskriminasi dan serangan dari kelompok-kelompok Muslim lainnya yang menganggap mereka menyimpang dari ajaran Islam mainstream. Perbedaan teologis ini sering kali berujung pada kekerasan dan persekusi.

Hal tersebut terjadi, dikarenakan kurangnya pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan internal dalam Islam sering kali menyebabkan ketegangan. Pendidikan dan dialog antaragama yang kurang memadai dapat memperburuk ketidakbersatuan. Bahkan, kurangnya memahami arti persaudaraan menjadi penyebab utamanya.

Padahal, Allah Ta’ala telah mengajarkan pentingnya perdamaian dan persaudaraan di antara orang-orang beriman. Dia berfirman, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS.Al-Hujurat:10)

Semua orang yang beriman kepada Allah adalah saudara. Ketika ada konflik atau perselisihan di antara saudara-saudara seiman, umat Muslim diperintahkan untuk mendamaikan dan memperbaiki hubungan tersebut. Dalam proses mendamaikan dan memperbaiki hubungan, penting untuk selalu ingat dan takut kepada Allah agar Allah selalu meridhoi setiap langkah kita.

Persaudaraan, tidak hanya sekadar saudara biasa saja. Namun, perlakukanlah manusia layaknya saudara kandung. Kedekatan dan keakraban antara dua orang yang mungkin tidak memiliki hubungan darah, tetapi memiliki ikatan emosional yang sangat kuat, seperti halnya hubungan antara saudara kandung. Mereka saling mendukung, memahami, dan berbagi suka duka layaknya anggota keluarga sendiri.

Sebagaimana yang dinasihatkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
“Sekiranya kamu ingin agar Tuhan ridha kepadamu di langit, maka segeralah bersatu-padu dan seakan-akan kamu sekalian antara satu dengan yang lain bagaikan saudara-saudara sekandung layaknya.”

Nasihat tersebut menekankan pentingnya persatuan dan persaudaraan di antara umat manusia untuk meraih keridhaan Tuhan. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. (Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah) mengajak kita untuk hidup dalam kebersamaan dan keharmonisan, seakan-akan kita adalah saudara sekandung. Dengan demikian, persatuan ini akan membawa berkah dan ridha Tuhan dalam kehidupan kita.

Penting bagi kita sebagai umat Muslim berupaya untuk mencapai persatuan membutuhkan pendekatan yang holistik, mencakup dialog antaragama, fokus pada nilai-nilai kesatuan, toleransi, dan persaudaraan yang diajarkan dalam Islam. Persaudaraan dalam Islam menekankan kesetaraan di antara umat Muslim. Tidak ada perbedaan dalam nilai kemanusiaan berdasarkan ras, suku, atau status sosial. Semua Muslim dianggap setara di hadapan Allah Ta’ala.

Visits: 69

Liana S. Syam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *