PUASA, DONOR DARAH, DAN PESAN KEMANUSIAAN

Di tengah pandemi ini ketersediaan darah pada tiap-tiap daerah menipis. Sebab, banyak pertimbangan yang diambil. Sehingga, banyak yang enggan untuk mendonorkan darahnya. Padahal, kebutuhan darah di tengah pandemi tak berkurang.

Saat ini kaum muslimin di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Kondisi seperti ini makin membuat ketersediaan darah menipis. Sebab, orang punya alasan lain untuk tidak donor. Ya, puasa.

Tentu, setiap kaum muslimin ingin menjalanankan puasa se-khidmat mungkin tanpa ada gangguan yang membuat kekuatan tubuhnya terganggu. Sebut saja donor darah.

Tapi, di samping itu juga kita dihadapkan pada situasi yang serba sulit. Di satu sisi kita dihadapkan pada kewajiban berpuasa, tapi di sisi lain paggilan kemanusiaan di tengah pandemi, di tengah banyaknya orang yang membutuhkan darah juga memerlukan uluran tangan kita.

Semua ini memunculkan satu pertanyaan, apakah boleh donor darah saat berpuasa? Jika boleh, apakah puasa menjadi batal dengan donor darah?

Sebelum berangkat kepada boleh tidaknya berpuasa atau batal tidaknya puasa. Kita perlu menempatkan, posisi mengkhidmati kemanusiaan dalam konteks puasa dan pandemi. Sebab, ini yang akan menjadi titik pijak untuk pengambilan keputusan.

Rasulullah Saw pernah memberikan nasehat kepada kita:

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani)

Hadits ini nampaknya perlu menjadi sandaran utama. Mengapa? Karena situasi terkait dengan donor darah ini sifatnya “darurat” atau “urgen”. Jadi tidak bisa tidak. Sebab ini menyangkut masalah nyawa orang lain dalam arti yang amat luas.

Sehingga, menjadi manfaat dalam situasi yang darurat perlu dikedepankan. Sebagaimana tertulis dalam sebuah kitab fikih, “Barangsiapa yang mahrum dari kegiatan mengkhidmati seseorang karena alasan puasa semata, maka dia tidak melakukan suatu kebaikan apapun.”

Berangkat dari prinsip di atas, puasa tidak menjadi batal hanya dengan mendonorkan darah. Cuma, ada satu hal yang perlu diperhatikan. Terkadang, pasca donor tubuh menjadi lemas, atau kepala jadi pusing, atau menimbulka efek lain di tubuh. Maka dari itu, hendaknya kita tidak perlu melanjutkan puasa pada hari itu.

Logika sederhananya, mendermakan satu hari puasa kita untuk kemanusiaan dimana kondisi memang menuntut untuk itu, merupakan satu bentuk ajaran Islam yang penuh hikmah. Sehingga puasa tak hanya bernilai ibadah, tapi juga membawa pesan kemanusiaan untuk saling berbagi. Tapi, jika kondisi kita tetap fit pasca donor, kita perlu melanjutkan puasa kita.

Di bagian penutup, sedikit informasi tentang manfaat mendonorkan darah kita kepada orang lain:
1. Menjaga kesehatan jantung yaitu menurunkan kekentalan darah dan mengurangi penyumbatan darah di jantung sehingga kerja jantung akan normal.
2. Memproduksi darah baru.
3. Kesehatan psikologis setelah donor darah efek psikologisnya akan timbul perasaan bahagia.
4.Membakar kalori.
5. Mendeteksi Penyakit. Karena diawal pelaksanaan donor darah ada screening cek kesehatan pendonor.
6. Donor darah dapat menyelamatkan tiga nyawa manusia dengan darah dari satu orang pendonor.

.

.

.

editor: Muhammad Nurdin

Visits: 201

Euis Mujiarsih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *