PUASA, INTROSPEKSI DIRI DAN PERUBAHAN SEJATI
Ramadhan datang pada hakikatnya membawa sebuah pesan kemenangan. Ya, kemenangan atas diri sendiri. Saat kita mampu mengadakan perubahan-perubahan rohani dan akhlak dalam diri kita.
Nah, disinilah kita dapat merenungkan betapa bulan yang suci ini merupakan tempat yang indah untuk mengintropeksi diri. Sebab kehidupan kita seringkali disibukkan dengan pekerjaan duniawi. Dan tak jarang, hawa nafsu kerap kali datang merajai diri.
Rasulullah Saw pernah bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan instrospeksi diri, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari no. 1901 dan Muslim no. 1778)
Dari hadits diatas begitu jelas menerangkan bahwa pada bulan Ramadhan kita harus senantiasa menjalaninya dengan keimanan dan intropeksi diri, bukan sebatas menahan lapar dan haus. Bukankah lapar dan haus tak mendatangkan faedah apapun atas diri kita selain letih dan lemas?
Kita harus sudah mulai mengevaluasi diri, berapa banyak perintah Allah Ta’ala yang telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Dan berapa banyak larangannya yang masih melekat dalam diri.
Bulan Ramadhan seolah memberikan kita ruang yang selebar-lebarnya menafakuri perjalanan hidup kita ke belakang. Menyesalinya karena selama ini dosa dan salah masih menempati posisi tertinggi. Dan bertekad untuk menjadi Ramadhan sebagai titik balik kehidupan kita.
Dan introspeksi diri takkan pernah terjadi tanpa yang namanya “Kerendahan Hati”. Seibarat bulan takkan pernah bersinar tanpa matahari, demikian pula evaluasi atas diri takkan terjadi tanpa kerendahan hati.
Sebab, kerendahan hatilah yang membuat kita dapat terbuka untuk menerima masukan apapun dari luar. Keterbukaan inilah yang pada akhirnya menciptakan penerimaan atas penilaian-penilaian tertentu atas diri kita.
Fira’un tak mau bertobat meski kekufuran melebihi panjang Sungai Nil. Sebab, dalam hatinya tak bermukim kerendahan hati. Yang ada hanyalah kesombongan dan kebesaran diri.
Salah satu perintah Ilahi yang difirmankan di dalam alquran, yang artinya:
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Rahman ialah mereka yang berjalan di muka bumi dengan merendahkan diri; dan apabila orang-orang jahil menegur mereka, mereka mengucapkan, “Selamat.” (QS. Al-Furqan: 64)
Hadhrat Rasulullah Saw bersabda,
“Allah Ta’ala berfirman barangsiapa yang menjalankan kerendahan hati demi Aku dan ia merendahkan telapak tangannya hingga menyentuh tanah, maka Aku akan mengangkatnya.”
Allah Ta’ala menganugerahkan ketinggian yang tak terbayangkan kepada mereka yang menjalankan kerendahan hati demi Allah Ta’ala, yang membenci kesombongan demi Allah Ta’ala dan yang mencabut kebencian dari masyarakat demi Allah Ta’ala untuk menciptakan perdamaian dan keamanan.
Kita hendaklah berpaling kepada Allah Ta’ala, mencari pertolongan-Nya untuk menghilangkan segala macam kebanggaan dan kesombongan yang mungkin bersemayam di dalam diri dan menjadi penghambat dalam menumbuhkan kerendahan hati serta yang memainkan peranan di dalam menyebarkan ketidaknyamanan dan perselisihan. Dengan demikian, kedamaian dan keserasian dapat tersebar.
Semoga bulan Ramadhan ini dapat menarik perhatian kita kepada perubahan diri menuju yang lebih baik lagi dengan jalan banyak-banyak mengintrospeksi diri yang dimulai dari sebuah kerendahan hati yang tulus.
.
.
.
editor: Muhammad Nurdin
Visits: 349
Assalamualaikum jadzakumulloh sudah mengingatkan