Reaching for the Stars: Wawancara dengan Peneliti Pionir Kanker Tulang, Amnah Khan (Bagian 1)

Tanggal: 27 Agustus 2021

Amnah Khan, M.Sc (Biologi Molekuler dan Sel) saat ini mengambil langkah besar dalam menemukan sesuatu yang kita semua inginkan, obat untuk kanker. Dia dan timnya di Universitas Malta telah menemukan bahan kimia baru yang mempercepat penuaan sel kanker tulang.

Penemuan ini mungkin menawarkan terobosan pengobatan untuk kanker tulang (osteosarcoma), penyakit menyakitkan yang menyerang anak-anak dan remaja serta orang tua. Ini mungkin merupakan alternatif yang menggembirakan terhadap pengobatan saat ini seperti kemoterapi dan radioterapi, yang bersifat agresif dan melemahkan. Kanker tulang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, kesuburan bahkan menyebabkan kanker sekunder. Penelitian Amnah Khan dengan bahan kimia yang tidak mempengaruhi sel-sel sehat berpotensi revolusioner.

Amnah adalah keturunan Pakistan dan pindah ke Malta bersama keluarganya saat remaja. Masih berusia dua puluhan, penelitian awalnya didukung oleh beasiswa Endeavour. Hal ini juga mendapat dukungan dari Presiden Malta, George Vella, yang baru-baru ini ditemui Amnah. Editor Bagian Wanita Review of Religions, Munavara Ghauri, mendapat kehormatan untuk mempelajari sesuatu tentang penelitian Amnah dan tujuan masa depannya.

MG: Selamat datang Amnah, di Majalah The Review of Religions. Terima kasih telah mengorbankan sebagian waktu berharga Anda untuk kami. Bagaimana minat Anda terhadap Biologi Molekuler dan Sel dimulai?

Amnah: Wa’alaikumsalam. Terima kasih telah memberikan saya kesempatan untuk berbagi pengetahuan saya dengan Jemaat tercinta.

Biologi Molekuler dan Sel memadukan penelitian biologi seluler modern dengan kedokteran dan masyarakat. Hal ini berakar pada penyelidikan proses biologis berdasarkan studi molekul dan interaksinya dalam konteks sel dan jaringan. Ini memberi saya kesempatan untuk mempelajari fisiologi dan penyakit normal. Minat saya adalah pada biologi kanker. Sebab, saya menyaksikan sendiri penderitaan nenek dari pihak ibu yang tak tertahankan dan pengalaman ketidakberdayaan saya, ketika ia dihadapkan pada kondisi yang sangat menantang ini. Efek kumulatif dari pengalaman ini dan khususnya apa yang saya saksikan, memotivasi saya untuk mempelajari kanker dan memperoleh pengetahuan mendalam tentang subjek tersebut. Saya berharap dapat berkontribusi pada penelitian penting yang diperlukan untuk menemukan obatnya dan mengurangi penderitaan pasien.

MG: Tentu saja, ini merupakan kebutuhan yang mendesak di zaman kita saat ini. Di Inggris saja, kanker menyebabkan 166.538 kematian pada tahun 2016-2018.[1]

Amnah: Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, sekitar 17 juta orang didiagnosis mengidap kanker setiap tahunnya[2] dan sayangnya lebih dari separuh pasien akhirnya meninggal karenanya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk berkontribusi dalam bidang penelitian ini agar dapat membantu masyarakat untuk hidup lebih lama dan dengan kualitas hidup yang lebih baik.

MG: Anda pindah ke Malta saat remaja. Mengapa?

Amnah: Saya berasal dari Pakistan. Malta sekarang adalah rumah saya karena saya telah tinggal di sini selama separuh hidup saya. Nenek dari pihak ibu mengundang saya dan keluarga ke Malta. Dia meninggal karena kanker tidak lama setelah saya tinggal di sini. Saya memperoleh pendidikan tinggi dari Malta College of Arts Science and Technology (MCAST) dan saya bangga menjadi siswa pertama yang melanjutkan ke Program Magister penelitian kanker tulang di Universitas Malta.

MG: Kapan Anda memulai penelitian tentang bahan kimia baru yang menurut Anda dapat menghasilkan cara baru untuk mengobati kanker tulang?

Amnah: Saya memulai penelitian saya untuk menemukan pengobatan potensial untuk kanker tulang pada tahun 2019. Tujuan saya adalah menemukan pengobatan inovatif dengan mencari obat baru yang mungkin dihasilkan melalui produk alami yang ditemukan pada serangga. Perawatan ini membantu sel-sel kanker menua dan mati secara alami, berhenti bereproduksi dan menyebabkan kerusakan pada tubuh. Dengan karunia Allah, saya mendapatkan hasil yang menjanjikan yang menunjukkan penuaan sel kanker tulang sebagai hasil tes yang saya bagikan kepada Anda.

Sungguh luar biasa kami menguji bahan kimia ini untuk pertama kalinya pada sel kanker tulang. Pematangan sel-sel tulang inilah yang kita inginkan dan cari. Pada kenyataannya, pengobatan apa pun yang ditemukan dapat digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi tradisional. Namun, kemoterapi kemudian dapat diberikan dengan dosis yang lebih rendah. Hal ini pada gilirannya akan mengurangi penderitaan pasien.

MG: Penemuan yang benar-benar inovatif, Amnah! Tahukah Anda mengapa bahan kimia yang baru ini menjadikan sel kanker menua tetapi tidak pada sel tulang yang sehat?

Amnah: Sel normal akan menua dan mati secara alami, sedangkan sel kanker masih dalam tahap belum matang. Akibatnya, pasien yang menderita kanker menjadi semakin lemah dan sel-sel kanker di dalam tubuhnya semakin kuat.

Fungsi bahan kimia alami tersebut adalah untuk menuakan dan mematangkan sel-sel yang belum matang yang telah kehilangan kemampuannya untuk menjadi sel dewasa yaitu sel kanker. Bagian terbaik dari bahan kimia alami ini adalah ia dapat mengobati kanker tanpa merusak sel-sel sehat.

Pengujian yang kami lakukan menggunakan bahan kimia alami ini di laboratorium kami tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya pada sel tulang yang sehat dan ini merupakan terobosan baru. Paradoks bahwa ia hanya mempengaruhi sel-sel kanker dengan mematangkannya tanpa merusak sel-sel tulang yang sehat sungguh menakjubkan dan sangat disambut baik.

MG: Itu luar biasa! Potensi bahan kimia tersebut sungguh menakjubkan. Saat ini, pengobatan apa yang tersedia untuk kanker tulang?

Amnah: Kanker tulang sangat sulit diobati. Di luar pembedahan yang invasif, tidak ada pengobatan lain selain kemoterapi dan radioterapi intensif, yang menambah rasa sakit pada jenis kanker yang sudah sangat menyakitkan. Terapi ini cukup berbahaya bagi tubuh karena tidak hanya mengobati kanker, tetapi juga membahayakan sel-sel sehat.

Terapi ini menyebabkan rambut rontok dan membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi dan mual. Selain itu, obat-obatan tersebut mempunyai banyak efek samping yang serius. Hal ini berdampak buruk pada perkembangan anak dan dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Hal-hal tersebut menyebabkan kanker sekunder dan masalah kesuburan pada tahap akhir kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan terapi baru dan penting untuk pengobatan kanker tulang guna mengurangi penggunaan kemoterapi, terutama pada usia remaja yang lebih rentan.

MG: Apakah kanker tulang merupakan jenis kanker yang dapat dicegah dan sebagai individu, bisakah kita melakukan apa saja untuk mengurangi risiko terkena kanker tersebut?

Amnah: Tidak ada tes diagnostik untuk deteksi dini kanker tulang. Kanker tulang menyebabkan rasa sakit yang tidak kunjung hilang bahkan setelah istirahat, serta pembengkakan, nyeri tekan, dan patah tulang setelah terjatuh ringan. Jika ada yang mengalami nyeri tulang terus-menerus, sebaiknya kunjungi dokter. Apalagi jika rasa sakitnya tidak kunjung hilang setelah mengonsumsi obat pereda nyeri. Seorang dokter mungkin menyarankan pemeriksaan rontgen, MRI, CT atau scan tulang. Cara paling pasti untuk mendiagnosis kanker tulang adalah dengan melakukan biopsi, yaitu mengambil sampel tulang yang terkena dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diuji. Hal ini dapat menentukan dengan tepat jenis kanker tulang yang diderita seseorang dan tingkatannya. Tidak ada pencegahan yang pasti. Pola makan yang sehat dan olahraga teratur dianjurkan untuk mencegah semua penyakit kanker.

MG: Secara realistis, menurut Anda berapa lama waktu yang dibutuhkan agar pengobatan revolusioner kanker tulang ini menjadi pengobatan standar di rumah sakit?

Amnah: Penelitian mengenai pengobatan perintis ini masih berada pada tahap awal. Namun, hasilnya sangat menggembirakan. Penelitian di masa depan akan memerlukan pengujian obat-obatan ini pada sel kanker tulang lainnya untuk memastikan dan menghilangkan efek yang tidak disengaja. Penelitian lebih lanjut mengenai model pra-klinis kanker tulang pada ikan atau tikus akan menentukan efektivitas pengobatan ini terhadap kanker tulang pada organisme hidup dan membuktikan tidak adanya efek samping yang berbahaya.

Catatan kaki:
[1] https://www.cancerresearchuk.org/health-professional/cancer-statistics-for-the-uk#heading-Zero
[2] https://www.cancerresearchuk.org/health-professional/cancer-statistics/worldwide-cancer#:~:text=Mortality%20worldwide,ten%20of%20all%20cancer%20deaths

*Diterjemahkan dari: https://www.reviewofreligions.org/33686/reaching-for-the-stars-interview-with-pioneering-bone-cancer-researcher-amnah-khan/

Visits: 31

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *