Suka Mengkritik Tapi Alergi Dengan Kritik

Seorang anggota DPR RI yang terhormat, memohon kepada rakyat untuk memaklumi kinerja DPR RI yang jeblok. Hal ini bukannya menuai simpati malah menyulut netizen yang maha tahu untuk mengolok secara berjamaah.

Kalau saja nurani yang bekerja, saya dan kebanyakan orang mau saja memaklumi. Sebab, manusia memang tempatnya salah dan dosa. Dan permohonan maaf adalah sebaik-baiknya penyelesaian masalah ini.

Sayangnya. Pemakluman tersebut hanya boleh untuk Bapak Fadli Zon yang terhormat, juga kroni-kroninya. Dan pemakluman ini tidak berlaku untuk Presiden.

Ya. Presiden kita. Bapak Joko Widodo. Yang bahkan saat tanaman purba semacam eceng gondok mulai mendapat tempat di Jakarta, itupun pasti salah Pak Jokowi.

Tak perlu menunggu nilai tukar rupiah anjlok, bahkan masalah kancing jas pun bisa menjadi bahan untuk mengkritik Presiden. Presiden seolah-olah selevel “nabi” karena dituntut harus sempurna.

Bahkan, saat penyelenggaran Asian Games sukses, juga Para Games sukses yang dinilai sukses banyak kalangan, juga beliau mendapat apresiasi luar biasa saat pidato dengan “Games of Throne”nya, itupun dianggap pencitraan, buang-buang uang, juga tak peka dengan bencana.

Dan kini, rakyat diminta untuk memaklumi jebloknya kinerja DPR RI. Dimana Bapak Fadli Zon yang terhormat paling terdepan dengan sulitnya memaklumi kinerja seorang Presiden.

Rasulullah SAW sangat menekankan kepada kita agar bicara yang baik-baik, kalau tidak diam. Dan yang kita lihat kini adalah yang baikpun dibicarakan seolah-olah buruk. Dan begitu banyaknya kebaikan, tapi mereka memilih untuk diam.

Apakah kita tidak bisa menggunakan nurani yang sama, yang kini bapak-bapak di Senayan mengemis soalnya?

Kalau memang dikritik itu menyakitkan, dan banyak orang tak tahan, ada baiknya berpolitiklah secara fair dengan keunggulan dan kelemahan lawan politiknya.

Kalau lawan politik bapak Presiden belum siap bertarung secara fair, visi-misi melawan visi-misi, program melawan program, sebaiknya tidak perlu menakut-nakuti rakyat bahwa negeri sedang tidak baik-baik saja, negeri ini akan bubar.

Yang rakyat tunggu adalah apa visi-misi seorang calon pemimpin. Program apa yang ia tawarkan. Jangan cuma terus mengkritik setiap kinerja petahana sebagai lawan politiknya.

Kalaupun kritik itu perlu. Gunakan jalur tersebut untuk membangun lini-lini mana yang masih lemah. Bukan malah menjungkir-balikannya.

Visits: 27

Writer | Website

Sab neki ki jarh taqwa he, agar yeh jarh rahi sab kuch raha ~ Akar dari semua kebaikan adalah takwa, jika ini ada maka semua ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *