Kasih Sayang Allah untuk Semua Makhluk Ciptaan-Nya

Laurence Brown adalah seorang pensiunan perwira Angkatan Udara Amerika Serikat dengan pangkat mayor. Sedari kecil ia dibesarkan tanpa agama, karena itu dia tidak pernah mengenal siapa Tuhan nya. 

Suatu hari ketika bayi perempuan kecilnya lahir, kebahagiaan membuncah dalam hatinya. Namun, kebahagiaan itu ternyata tidak berlangsung lama. Rasa bahagia seketika berubah menjadi sebuah ketakutan besar, ketika bayi mungilnya divonis mengalami kelainan di arteri besar jantungnya.

Akibat kelainan itu, jantung bayi perempuannya tidak dapat memasok oksigen ke seluruh tubuh mungilnya. Akibatnya tubuh bagian bawah sang bayi kecil terlihat membiru, seolah mati.

Dokter pun segera membawa sang bayi ke ruangan rawat intensif untuk menanganinya lebih lanjut. Laurence menyadari bahwa penyakit yang diderita anaknya adalah sebuah masalah kecil namun dapat membuatnya meninggal. Mereka yang menderita penyakit seperti putrinya harus menjalani serangkaian pengobatan dan operasi terus menerus hingga ajal menjemput. 

Menyaksikan kondisi putrinya yang lemah tak berdaya membuat lulusan tiga perguruan tinggi terkemuka itu tidak bisa mengontrol dirinya. Untuk pertama kalinya Laurence tak mampu menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya. 

Sebelumnya ia selalu berusaha untuk menyelesaikan berbagai kesulitan yang ia hadapi dalam hidupnya, tetapi kini ia benar-benar terpojok. Tak mampu berbuat apapun untuk menyelamatkan buah hatinya.

“Untuk pertama kalinya dalam hidup saya membutuhkan pertolongan,” ujar Laurence dalam sebuah talkshow yang mengisahkan perjalanan hidup para mualaf. Laurance yang atheis (tak mempercayai Tuhan) baru tersadar. Ia membutuhkan bantuan Dia Yang Maha Agung.

Kejadian ini justru membuatnya berkenalan dengan sosok yang dipercayai menjadi Pencipta. Melihat kondisi anaknya, ia melangkahkan kaki untuk pertama kalinya ke dalam ruang doa. Dengan cara seorang ateis, ia berdoa kepada Tuhan. “Tuhan, jika Engkau memang ada, maka selamatkanlah jiwaku, jika aku mempunyai jiwa. Aku butuh pertolongan-Mu.”

Kemudian ia bernazar, “Apabila Tuhan dapat menyelamatkan anak gadisnya dan menuntunnya pada agama yang paling dia senangi, maka ia akan menjalankan agama tersebut.”  Janji yang menurutnya cukup sederhana.

Tuhan mendengarkan doanya dengan menyelamatkan putrinya dari kelainan jantung yang ia derita. Putrinya tidak harus dioperasi dan tidak lagi mengkonsumsi obat-obatan. Ia dapat tumbuh dewasa seperti anak-anak seumurnya.

Laurence merasa amat bahagia. Tim medis memberikan penjelasan logis  mengenai kesembuhan putrinya, tapi bagi Laurence ini merupakan kuasa Tuhan dan Tuhan telah melaksanakan janjinya. Maka ia pun harus melaksanakan janjinya, yaitu menjalankan agama Tuhan. 

Sejak saat itu ia mulai mempelajari agama, mulai dari Yahudi dan Kristen. Selama bertahun-tahun mendalami agama ini. Ia pun mulai mengikuti berbagai kegiatan keagamaan serta seringkali mengikuti diskusi bersama para pendeta.

Namun, banyak hal yang ia pertanyakan tidak menemukan jawaban yang memuaskan hatinya. Semakin ia mempelajari dan memperdalam Kristen, semakin ia menyadari bahwa agama ini tidak cocok dengan keyakinannya hingga akhirnya ia menemukan cahaya Islam. 

Ia menemukan dalam Alkitab, Yesus berkata bahwa akan ada nabi terakhir setelah dirinya. Muhammad datang membawa agama yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Agama itu adalah Islam. Dan bagi Laurence Islam sangatlah sesuai dengan keyakinan yang ia miliki. 

Ia pun mulai membaca Al-Qur’an dan buku-buku tentang Islam. Setelah itu tidak ada lagi keraguan baginya untuk tidak memeluk Islam.“Buku-buku tersebut menjelaskan dengan jelas mengenai keyakinan yang saya anut. Dan karena itulah saya memilih Islam,” ujarnya bahagia.

Dari kisah ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa hidup manusia ibarat sebuah perjalanan ke sebuah tempat yang belum pernah sekalipun dikunjungi. Dalam perjalanan menuju tempat paripurna itu, banyak sekali jalan yang bisa ditempuh oleh manusia. 

Ada banyak jalan yang bisa mengantarkan manusia ke tempat tujuan dengan selamat. Namun, jauh lebih banyak lagi jalan yang justru menjauhkan dan menyesatkan manusia dari tempat yang dituju. 

Tidak semua jalan yang benar itu tampak baik dan mulus, ia seringkali penuh dengan lubang dan halangan. Namun Kasih sayang Allah Ta’ala akan selalu mengiringi setiap langkah hambanya yang ingin mendekat kepadanya. 

Dan kasih sayang Allah Ta’ala tidaklah berdasarkan satu agama tertentu, bangsa tertentu ataupun kelompok tertentu saja bahkan kepada mereka yang sebelumnya tidak mempercayai akan adanya Tuhan. Namun, rahmat Allah Ta’ala akan terus mengalir kepada semua makhluk ciptaannya.  

Kiranya hal ini sejalan dengan Sabda Pendiri Jemaah Muslim Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as, “Sifat Rahmaniyat Allah tidak terbatas pada suatu kelompok manusia tertentu atau masa tertentu ataupun suatu negeri khusus. Dia adalah Tuhan dari semua bangsa, semua masa, semua tempat dan semua negeri.”

Seperti yang kita ketahui juga bahwa kasih sayang Allah itu adalah kasih sayang yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa dipersamakan dengan kasih sayang siapa pun di dunia ini. Sebagaimana Allah SWT berfirman, ”Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.” (QS Al-A’raf : 156).

Kalimat yang selalu mengingatkan kita bahwa Tuhan kita, Allah Ta’ala adalah Dzat yang Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi kepada setiap hamba-Nya dan seluruh makhluk ciptaan-Nya di muka bumi ini.

Visits: 203

Mega Maharani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *