Mak Comblang: Penenun Dua Hati dalam Cinta

Menjodohkan atau istilahnya menjadi ‘mak comblang’ itu sebenarnya menyenangkan. Menyenangkan kalau yang kita jodohkan menikah, dan tentu saja tidak menyenangkan kalau yang kita jodohkan ternyata nggak lanjut ke pelaminan. Hehe.

Tapi bagi saya, tetap ada sensasi menyenangkan tersendiri dalam proses menjodohkan. Ada proses pendalaman karakter di sana dan tentu saja, ada wawasan dan nilai kehidupan yang bisa memperkaya ilmu dan pengalaman pribadi dari memasangkan dua jiwa untuk mengarungi bahtera pernikahan.

Beberapa kali menjodohkan teman dan saudara, ada satu hal yang saya jadikan garis besar. Yang harus dijajaki pertama kali adalah pihak lelakinya dulu, baru pihak perempuan. Kalau saya mau menjodohkan seseorang, saya hanya minta biodata dan foto pihak perempuannya dulu. Saya nggak kasih informasi lebih rinci akan dengan siapa saya menjodohkan dia, orangnya bagaimana dan lain sebagainya. Cukup biodata dan fotonya yang saya butuhkan.

Kemudian biodata dan foto itu saya berikan ke pihak lelaki. Saya tunggu dia beri kepastian setuju apa tidak terlebih dahulu. Kalau dia sudah oke, barulah ke pihak perempuan. Kalau dua-duanya oke, lanjut ke tahap berikutnya. Kalau perempuannya nggak setuju, ya sudah. Saya akan bilang ke pihak laki-lakinya dan berusaha beranjak ke yang lain.

Saya memilih untuk menjajaki pihak laki-lakinya dulu karena ada perbedaan karakteristik antara laki-laki dan perempuan sejauh saya mengamati secara pribadi. Laki-laki itu makhluk visual. Rata-rata laki-laki menganggap penting penampilan dan fisik perempuan. Dan kalau mereka sudah tidak suka, sangat sulit mengubah pendapat dan perasaannya. Karenanya harus mereka dulu yang dijajaki dan dimintai persetujuannya.

Apakah mereka cocok dengan fisik dan penampilannya si perempuan yang terpampang dalam foto? Apakah mereka merasa cocok dengan latar belakang dan karakter yang terpampang dalam biodata? Kalau oke, baru ke pihak perempuan.

Perempuan menjadi yang terakhir dijajaki karena perempuan tidak begitu mempersoalkan penampilan dan fisik. Perempuan banyak mengandalkan perasaan. Hatinya lebih lembut sehingga lebih mudah untuk dipersuasi/dibujuk. Dan, karena perasaan perempuan yang lebih lembut ini pula, mereka lebih mudah melambungkan harapan sekaligus merasa kecewa.

Kalau belum ada persetujuan dari pihak laki-laki dan kita sudah terlanjur menceritakan dengan detail akan dikenalkan dengan siapa dan bagaimana orangnya, kemudian pihak perempuan sudah merasa oke, akan sangat besar kemungkinan ada harapan yang akan terlanjur ditancapkan dalam hatinya. Kalau pihak laki-lakinya kemudian oke sih nggak masalah, kalau kemudian merekanya nggak oke, ini yang akan jadi rumit.

Akan ada kekecewaan di pihak perempuan. Dan kalau perempuan sudah kecewa, bisa timbul ketakutan untuk membuka hati lagi, karena takut sakit lagi karena kecewa. Sekali lagi, itu karena perempuan memang memiliki perasaan yang lebih lembut. Sehingga sesemangat apapun kita ketika ingin mengenalkan atau menjodohkan, kita harus lebih berhati-hati ketika sudah menjajaki pihak perempuan.

Berdasarkan pengalaman pribadi inilah, saya memilih untuk menjajaki pihak laki-lakinya dulu baru ke pihak perempuan. Kalaupun di awal keduanya sudah oke, kemudian ketika terjadi pertemuan merasa nggak cocok, ya nggak apa-apa. Itu sudah resiko yang harus sudah diterima sedari awal. Nggak cocok, tinggal cari yang lain. Semudah itu? Ya, semudah itu.

Jangan habiskan waktu dengan menyesali kenapa perjodohannya nggak jadi. Karena bila hanya satu pihak yang merasa cocok, yang lainnya tidak, maka artinya mereka tetaplah bukan pasangan yang terbaik untuk satu sama lain. Ada 6 milyar manusia di dunia ini. Di antara mereka pasti ada jodoh untuk satu sama lain. Tinggal kita perkuat keyakinan dan komitmen dalam diri sendiri.

Bagi yang menjodohkan, juga jangan patah arang. Kita harus ikhlas dan justru gembira menjadi perantara dalam pertemuan dua jiwa yang ingin membangun bahtera pernikahan. Bila yang kita pasangkan tidak cocok, tinggal cari yang lain lagi. Perkuat dan perbanyak doa juga dalam setiap langkah, karena ini pun adalah amalan kebaikan yang saya yakini akan mendatangkan ridho dan berkah-Nya bila kita meniatkan semuanya demi Allah Ta’ala semata.

Visits: 263

Lisa Aviatun Nahar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *