MENGAJAR NAMUN TIDAK MENGAMALKAN? HATI-HATI!

Mempelajari ilmu sejatinya bukanlah hanya untuk menguasai ilmu itu sendiri, namun ilmu dipelajari untuk diaplikasikan dalam amalan kehidupan sehari-hari. Syariat memerintahkan agar mempelajari ilmu sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk tujuan yang lainnya.

Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah belajar ilmu agama untuk berbangga diri di hadapan para ulama atau untuk mendebat orang-orang bodoh, dan jangan mengelilingi majelis untuk maksud seperti itu. Karena barangsiapa yang melakukan demikian, maka neraka lebih pantas baginya, neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ibnu Majah no. 254)

Mengapa tidak semua orang yang berilmu, ilmunya membawa kebaikan untuk dirinya? Sebab ada orang yang ilmunya hanya sebatas sebagai pengetahuan saja. Mestinya ilmu yang kita pelajari bisa digunakan sebagai bekal hidup yang membawa kebaikan.

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibarengi dengan amal. “Semua manusia akan rusak kecuali orang yang berilmu.
Orang yang berilmu pun akan rusak kecuali orang yang beramal,
Orang yang beramal pun akan rusak kecuali yang ikhlas.” (Imam Al-Ghazali)

Islam memang memuliakan orang-orang yang berilmu, bahkan mewajibkan semua penganut ajaran Islam untuk menuntut ilmu, namun Islam juga mensyaratkan akhlak untuk kesempurnaan ilmu.
Orang yang menuntut ilmu wajib menghiasi dirinya dengan akhlak, sebab tanpa akhlak, ilmu yang didapat tak akan memiliki faedah sama sekali.

Kepandaian dalam bidang keilmuan tertentu tak akan bisa memberi manfaat secara maksimal jika tak diiringi dengan akhlak yang mulia, sebab akhlak adalah ruh utama untuk kebermanfaatan ilmu. Jadikan pula akhlak sebagai ukuran dalam menilai keilmuan seseorang, jangan sampai kita terperosok dalam lubang kelam akibat salah memilih panutan. Jika ilmu adalah cahaya, maka akhlaklah penyempurnaannya.

Kesesuaian antara perkataan dan perbuatan amat ketat di dalam Islam. Allah Swt. berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS ash-Shaff: 2-3).

Dari Usamah bin Zaid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keledai memutari penggilingannya.

Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya, “Wahai fulan, ada apa denganmu? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada kebaikan dan yang melarang kami dari kemungkaran?”

Dia menjawab, “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya.” (HR. Bukhari no. 3267 dan Muslim .

Hal ini senada dengan sabda Nabi SAW, “Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tiada bermanfaat.” ( HR. BAIHAQI)

Semoga kita terlindungi dari bahayanya belajar agama namun enggan mengamalkan ilmu tersebut. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut di atas.

Visits: 397

Yati Nurhayati

3 thoughts on “MENGAJAR NAMUN TIDAK MENGAMALKAN? HATI-HATI!

  1. Masya Allah👍🏻
    Semoga kita senantiasa dapat mengamalkan semua ilmu yang diperoleh dlm kehidupan sehari-hari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *