Meraih Pengampunan Sang Maha Cinta

Manusia diciptakan Allah Ta’ala tidak dengan kesempurnaan. Selalu ada celah bagi manusia untuk berbuat dosa, juga diserang lupa. Karena itulah Allah Ta’ala mengajarkan sebuah konsep bernama taubat, sebuah amalan yang dilakukan manusia untuk memperbaiki dirinya dan berjanji untuk meninggalkan keburukan dan menggantinya dengan kebaikan.

Dalam kitab-Nya, Allah Ta’ala berkali-kali menegaskan janji-Nya bahwa Dia adalah Sang Pengampun Dosa dan Penerima Taubat. Salah satunya Dia berfirman dalam QS. Al-Maidah: 40, “Tetapi barangsiapa bertobat sesudah melakukan kezaliman itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah akan kembali kepadanya dengan penuh kasih; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Kita tentu sudah lumayan familiar dengan berbagai kisah taubat manusia. Dari yang sekelas para nabi, sahabat Rasulullah S.A.W., sampai kisah taubatnya seorang pembunuh yang telah membunuh 100 orang. Kesemuanya menjadi bukti sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, “Sungguh, Allah lebih gembira menerima tobat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di tengah gurun pasir.”

Ya, Allah Ta’ala selalu menyambut gembira siapapun hamba-Nya yang memiliki setitik niat untuk bertaubat. Tak peduli sebanyak apapun dosa yang telah diperbuatnya, ia akan selalu disambut gembira Sang Maha Cinta. Walau mungkin dosa dan kesalahan manusia sudah sebegitu menumpuk bagaikan pegunungan tertinggi di dunia, tapi cinta-Nya kepada hamba-hamba-Nya selalu lebih besar dari itu semua.

Bahkan pengampunan Allah Ta’ala juga turun untuk seseorang yang telah menyakiti Rasulullah S.A.W. semacam Habar bin Al Aswad. Dia yang telah menyerang putri Rasulullah S.A.W., Hz. Zainab r.a., yang sedang hamil, dan akibat serangan tombaknya dari belakang, tidak saja bayi dalam kandungannya tetapi juga Hz. Zainab r.a. sendiri pun tewas, mendapatkan tidak saja pengampunan dari Rasulullah S.A.W., tetapi juga dari Allah Ta’ala. 

Pengampunan Allah Ta’ala juga turun untuk seseorang seperti Ka’ab bin Zuhair, yang gemar menggubah syair-syair tak pantas yang menyerang kehormatan para perempuan Muslim. Yang saking begitu tak pantasnya syair-syair yang digubahnya, sampai membuat Rasulullah S.A.W. menurunkan hukuman mati untuknya. Tapi ketika Ka’ab meminta maaf kepada Rasulullah S.A.W. dan berjanji untuk bertaubat, pengampunan pun turun untuknya.

Hz. Khalifatul Masih Al-Khamis a.b.a. menyatakan, “Apabila manusia menjalankan perintah-perintah Allah Ta’ala dan memahami tujuan penciptaannya yaitu benar-benar tunduk, patuh dan total merendahkan diri serta menjadikan semua rasa cinta dan semua hubungannya tunduk untuk ridha Allah Ta’ala semata; meninggalkan keburukan-keburukan dan ketakaburan secara total serta sepenuhnya tunduk pada Allah Ta’ala, maka apabila manusia mengerjakan itu, Allah menerima taubat manusia, menyambutnya serta memuliakannya dengan kasih sayang dan kelembutan-Nya.” (Khutbah Huzur 13 September 2016)

Inilah taubat hakiki yang harus kita lakukan untuk bisa meraih pengampunan Allah Ta’ala. Taubat yang diniatkan semata-mata karena dan untuk Dia saja. Taubat yang diiringi dengan kesadaran bahwa manusia diciptakan di dunia hanya untuk beribadah kepada Allah semata.

Visits: 274

Lisa Aviatun Nahar

4 thoughts on “Meraih Pengampunan Sang Maha Cinta

  1. Luar biasa tulisannya Neng Lisa. Mubarak. Dapat memotivasi orang untuk lebih mendekat lagi kepada sang Maha Cinta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *