SERUAN BOIKOT PRODUK PRANCIS KENTAL AROMA POLITIK?

Melihat respon dari beberapa pihak soal boikot produk-produk Prancis, saya menilainya sebagai sesuatu yang sia-sia dan tak bermanfaat. Sebab, itu takkan merubah apapun. Sebab, sebenarnya siapa yang mereka bela dan siapa yang mereka kecam?

Bahkan saya suka bertanya-tanya. Artis-artis atau pejabat-pejabat yang terlihat mencampakkan tas-tas branded harga fantastis produk Prancis, apakah itu cuma gimmick? Dimana tas-tas itu sebenarnya tak kemana-kemana juga, masih ada di rumah dan mungkin nggak rela juga masuk OLX.

Yang terlalu berlebihan dalam merespon adalah mereka yang sweeping mini market cuma buat beli air mineral untuk dibuang atau dibakar. Apa yang bisa didapat dari semua ini? Apa yang mereka lakukan bahkan tak mengurangi sepersen dari produksi air mineral tersebut. Pada akhirnya, itu cuma menjadi sebuah kesia-siaan.

Di awal saya mengajukan sebuah pertanyaan. Siapa sebenarnya yang tengah banyak orang bela atas kejadian di Prancis? Islam, Rasulullah Saw, atau kaum muslimin disana? Atau mereka yang membuat teror di negeri tersebut?

Yang sangat butuh pembelaan saat ini adalah umat Islam yang tinggal di Prancis. Sebab, kalau mau membela Islam atau kesucian Rasulullah Saw, jadilah seorang muslim yang taat yang dapat mengantarkan muslim lainnya bahkan orang lain kepada keselamatan.

Apakah Allah tak kuasa membela agama yang Dia turunkan sendiri? Apakah Dia tak sanggup memuliakan wujud manusia yang telah Dia utus sebagai sebuah Rahmat untuk alam semesta?

Allah hanya berkendak supaya setiap kita menjadi seorang Muslim yang taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Sudahkah kita meneladani teladan mulia Nabi Muhammad Saw, bahkan sejak sebelum omnibuslaw dan insiden di Prancis ramai terjadi?

Yang pada hakikatnya membutuhkan pembelaan saat ini umat Islam di Prancis. Mereka adalah minoritas. Mereka bisa kapan saja dipersekusi, dizalimi, dilucuti hak-haknya atas nama mayoritas. Bukankah kebanyakan kaum beragama di negeri ini biasa mengatasnamakan mayoritas untuk menindas?

Bukan tak mungkin warga Prancis yang mayoritas berbuat demikian terhadap umat Islam semaju apapun pemikiran mereka. Meskipun, mereka lebih bisa menahan diri dan berpikir panjang untuk melakukan hal bodoh tersebut.

Ada tiga imam masjid besar juga tiga asosiasi Muslim yang membuat pernyataan bersama, yang dikutip oleh Alarabia pada Selasa lalu. Mereka mengatakan, “Ada masanya ketika kita harus menunjukkan solidaritas dengan negara kami yang mendapatkan serangan yang tak dapat dibenarkan dalam beberapa pekan terakhir.”

Mereka melanjutkan bahwa hukum di Prancis memberikan ruang yang luas untuk kebebasan berekspresi dan memberikan warganya hak untuk percaya atau tidak percaya.

Mereka juga mengecam seruan boikot barang-barang buatan Prancis di negara-negara Muslim dan menuding pihak-pihak yang memimpin kampanye memanfaatkan Islam untuk tujuan politis.

Para imam dan pemimpin asosiasi Muslim mengatakan demikian karena semua ini demi 5 juta umat Islam yang tinggal di Prancis. Mereka tengah berjuang melawan stigma “teroris dan radikal” akibat teror yang telah dilakukan oleh beberapa oknum umat Islam belakangan ini.

Menjadi minoritas di suatu negara, mau tidak mau, naluri setiap kita akan menunjukkan solidaritas terhadap kelompok yang mendapatkan musibah. Bahkan sebenarnya, dalam Islam tak mesti harus menjadi minoritas dulu untuk menunjukkan simpati dan empati. Saat berada dalam posisi mayoritas pun rasa itu harus selalu hadir atas nama kemanusiaan dan atas nama hubungan baik di antara sesama manusia.

Cobalah berpikir lebih lama dulu untuk merespon suatu kejadian, apalagi itu mengatasnamakan cinta agama atau cinta Rasulullah Saw. Jangan menjadi “sumbu pendek” yang reaktif dulu, boikot dulu, demo dulu, padahal umat Islam di Prancis tak butuh sama sekali solidaritas dalam bentuk seperti itu.

Yang mereka butuhkan adalah advokasi atas stigma yang kini mulai melekat kuat bahwa Islam agama kekerasan, Islam agama yang tak menjunjung kebebasan berpendapat, dan Islam menempuh jalan-jalan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.

Mereka butuh dukungan global dari seluruh umat Islam bahwa Islam tidak demikian. Bahwa Islam agama yang menjunjung tinggi kedamaian dan rekonsiliasi atas masalah-masalah yang terjadi. Bahwa Islam menjunjung tinggi musyawarah juga perbedaan pendapat.

Umat Islam di Prancis tengah membutuhkan kampanye damai yang cenderung “menjelaskan” seperti Islam dan Wujud Suci Rasulullah Saw dalam kehidupan sehari-hari.

Pasti mereka tak tahu jika Rasul Saw membiarkan hidup Abdullah bin Ubay bin Salul, pemimpin kaum munafik di Madinah yang terus memprovokasi orang-orang, hingga akhir hayatnya. Rasul Saw sangat bisa membunuh Abdullah bin Ubay atas nama kesucian diri beliau atau atas nama pencemaran nama baik atau atas nama membuat huru-hara, tapi tidak beliau lakukan.

Mereka juga pasti tak tahu akhlak yang demikian mulia dari Rasulullah Saw saat beliau selalu menyuapi seorang pengemis Yahudi yang buta, dimana si pengemis tak pernah lupa untuk menghujat seseorang yang bernama Muhammad. Tapi Rasul Saw tak pernah mempermasalahkan itu, tak juga mengatakan bahwa beliaulah orang yang ia selalu hujat. Bahkan beliau terus saja menyuapi si pengemis.

Mereka juga pasti tak tahu kebiasaan seorang nenek yang selalu meludahi Rasulullah Saw saat beliau lewat. Beliau sama sekali tak membalas atau bersikap marah. Bahkan saat nenek tua tersebut tak lagi meludahi beliau, beliau bertanya, kemana si nenek tua? Saat beliau tahu si nenek sakit, beliau satu-satunya orang yang menjenguk si nenek.

Demikian luhur dan mulia akhlak Rasulullah Saw yang seringkali orang masuk Islam bukan karena dalil-dalil teologis, tapi karena akhlak beliau yang menjadi dalil paling diterima oleh orang-orang yang pada awalnya membenci beliau.

Coba renungkanlah lagi. Untuk apa dan siapa aksi boikot yang sia-sia ini? Jangan sampai kita hanya korban politik dari pihak-pihak yang sebenarnya hanya ingin tampil “sok peduli”, padahal kepedulian tersebut tak merubah apa-apa dan tak juga membantu warga Muslim di Prancis.

Visits: 223

Writer | Website

Sab neki ki jarh taqwa he, agar yeh jarh rahi sab kuch raha ~ Akar dari semua kebaikan adalah takwa, jika ini ada maka semua ada.

1 thought on “SERUAN BOIKOT PRODUK PRANCIS KENTAL AROMA POLITIK?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *