
PERAN KARTINI KIWARI
Masih selalu terkenang dalam ingatanku. Waktu SD dulu saat disuruh guru menyanyi di depan kelas selalu kudendangkan lagu favoritku yaitu “Desaku” dan “Ibu Kita Kartini”. Kita pasti masih hapal dengan potongan lagu ini: “Wahai ibu kita Kartini puteri yang mulia, sungguh besar cita–citanya bagi Indonesia”. Potongan lagu tersebut merupakan lagu persembahan Indonesia untuk mengenang perjuangan RA Kartini.
Hari ini kita tengah mengenangnya untuk yang kesekian kali. Seorang anak bangsa yang rela berjuang untuk rakyat Indonesia di masa penjajahan. Beliau adalah wanita terdidik yang memiliki harapan atas kesamaan gender. Beliau berjuang agar wanita tidak ditindas dan bisa sejajar dengan pria lewat sebuah perjuangannya yang menyuarakan emasipasi.
Kita sebagai kaum wanita merupakan Kartini-Kartini Kiwari (masa kini) yang memainkan banyak peranan dalam keluarga. Peran Kartini dalam rumah tangga menjadi semakin penting dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.
Kartini Kiwari perlu mendampingi anak belajar dari rumah, memastikan tiap anggota keluarga tetap sehat dan terjaga asupan gizinya. Bukan tidak mungkin Kartini Kiwari juga perlu menciptakan kegiatan bermain agar anak-anak tidak bosan berdiam di rumah.
Menjadi sosok perempuan, istri, sekaligus ibu, baik sebagai ibu rumah tangga atau ibu pekerja, membuat kaum wanita adalah pribadi yang mengusung karakter dari seorang Kartini Kiwari (era modern).
Selama pandemi COVID-19 di Indonesia, pemerintah telah membuat beberapa kebijakan seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), bekerja atau belajar di rumah, dan sebagainya.
Tentu berdampak kepada aktivitas masyarakat yang ikut berubah. Dan para Kartini kiwari pun perlu beradaptasi untuk bekerja di rumah, sekaligus bila harus membantu anak mengerjakan tugasnya tanpa ada guru. Kondisi ini mungkin akan sedikit melelahkan.
Kepanikan dirasakan oleh hampir semua manusia di seluruh penjuru dunia. Terlebih para Kartini kiwari dituntut untuk berdiri tegar di barisan terdepan dalam masa pandemi Covid-19 ini guna membentuk generasi yang tangguh.
Selain peran-peran di atas, sudah menjadi hal yang lumrah. Seorang wanita juga memainkan peran sebagai Chief Financial Officer (CFO). Di masa pandemi seperti ini, wanita perlu mampu mengelola cashflow keluarga agar bisa memenuhi kebutuhan selama di rumah. Bukan tidak mungkin, pandemi ini juga sedikit banyak mengurangi pendapatan rumah tangga, sehingga peran ibu dalam mengatur keuangan keluarga kian diperlukan.
Kegiatan work from home maupun school from home juga akan membutuhkan pasokan makanan yang lebih banyak di rumah. Ditambah dengan bulan suci Ramadan yang tinggal menghitung hari, pengelolaan keuangan rumah tangga agar dapat dialihkan pada barang kebutuhan pokok sehari-hari. Hal ini juga membutuhkan strategi tersendiri, termasuk menghindari panic buying dan penimbunan stok makanan yang nantinya malah akan terbuang.
“Dimasa-masa yang sulit ini, adalah penting bagi pemimpin terutama para pemimpin wanita Indonesia untuk menggali potensi yang mereka miliki agar tidak hanya menjadi inspirasi bagi para wanita lainnya dalam memberi dampak yang luas, tetapi juga bersama-sama sekuat tenaga mengerahkan seluruh bentuk ketangkasan, empati dan kesiap-siagaan untuk menjadi penggerak perubahan di lingkungan masing-masing untuk melewati pandemi ini dengan baik,” kata Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia.
Terbayang sudah lelahnya Peran Kartini kiwari dalam menghadapi kondisi sekarang ini. Tapi kita harus yakin seperti apa yang ditulis oleh Kartini dulu yakni “Habis gelap terbitlah terang“.
Hal ini sesuai juga dengan Firman Allah SWT dalam Al Qur’ an Surah Al Insyirah ayat 5-6 yang berbunyi “Setelah kesulitan pasti ada kemudahan“.
Visits: 43