BAHAGIANYA #DiRumahAja

Dalam waktu kurang dari dua bulan, jumlah kasus positif corona di Indonesia sudah mencapai ribuan jumlahnya. Sejak diumumkan pada tanggal 1 Maret lalu, angka kematiannya pun terus melaju. Hanya bisa pasrah ketika melihat angka-angka yang terus bertambah.

Sebagian dari kita mungkin akan bosan dan mengatakan, “Oh, tidak. Jangan bicara tentang Corona lagi. Saya sudah muak dengan Corona!”

Sebosan apapun kita dengan pemberitaan media, begitulah fakta yang harus kita terima. Mau tidak mau, kita harus tega melihat angka demi angka.

Kegiatan fisik dan perkumpulan banyak dihentikan dan diganti dengan kegiatan dalam jaringan. Imbasnya, pemakaian telepon seluler dan gawai meningkat, anggaran pulsa dan kuota praktis melesat.

Untuk mereka yang bekerja dan melakukan WFH, keadaan seperti ini sebenarnya membuat semakin sibuk. Memenuhi kewajiban bekerja, memantau anak-anak belajar, atau terus ‘direcoki’ anak-anak karena ingin terus bermain. Sepertinya, tidak ada waktu untuk diri sendiri.

Namun demikian, ada hal yang jauh lebih indah dari sekadar meratapi kondisi yang belum akan berubah. Meskipun gawai saat ini menjadi media komunikasi dan bekerja yang utama, tapi bukan segalanya.

Bersyukurlah dengan adanya kesempatan bekerja di rumah. Bukankah hal itu yang pernah kita harapkan ketika lelah dengan rutinitas kantor?

Syukuri juga celoteh anak-anak yang belajar di rumah, karena merekalah yang selama ini kita rindukan ketika tiba masanya sekolah.

Raihlah kembali kedekatan yang mungkin pernah terabaikan. Raih kesempatan yang entah sampai kapan.

Ketika kita tidak mampu mengubah keadaan, maka bentuklah kondisi yang membuat kita tetap akan merasa nyaman.

Visits: 61

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *