
MENGABDI DI PEDASAAN YANG MINIM DARING
Covid-19 telah mengubah pola kegiatan belajar mengajar. Dari belajar di sekolah, kini belajar di rumah. Teknologi digital diberdayakan untuk menyambungkan sekat jarak akibat diberlakukannya social distancing. Bagaimana jadinya, jika sekat itu tetap menganga dan tak kunjung terhubung?
Itulah yang dialami oleh seorang guru SD di Kecamatan Batu Putih, Sumenep, Jawa Timur. Namanya Avan Fathurrahman. Tinggal dan bertugas di sebuah desa yang tidak semua bisa menikmati atau mengakses pembelajaran daring.
Pak Guru Avan mulai galau saat sekolah dilaksanakan dari rumah. Ia tahu hanya berapa orang saja yang orang tuanya punya gawai pintar. Kalaupun punya bagaimana dengan nasib kuota internetnya.
Keadaan itu yang membuat dirinya memakai strategi jemput bola mendatangi satu persatu murid di kediamannya. Selama tiga kali seminggu Pak Guru Avan berkeliling dengan menempuh jarak 22 kilometer, dengan kondisi jalan yang rusak bahkan becek ketika hujan.
Ia sadar apa yang dilakukannya melanggar aturan Pemerintah. Tapi membiarkan siswa-siswanya terlantar tanpa pembelajaran malah membuat batinnya makin tersiksa.
Pak Guru bukannya tidak percaya dengan orang tua mereka. Tapi para orang tua yang kini tengah menghadapi masa panen sangat sibuk di sawah. Mereka tak punya waktu mengajar anak-anaknya.
Apa yang dilakukan oleh Pak Guru Avan ini patut diacungi dua jempol. Bahkan kalau dua jempol kaki bisa digunakan, itupun belum cukup sebagai bentuk apresiasi atas kegigihannya mendidik anak-anak muridnya.
Dengan ikhlas ia mengorbankan waktu tenaga dan juga kesehatannya. Padahal covid-19 setiap sangat mengintai siapa saja, apalagi mereka yang banyak habiskan waktu di luar rumah.
Saya yakin, semua ini ia lakukan demi pengabdiannya berbagi ilmu untuk murid-muridnya.
Pendidikan merupakan satu hal yang penting dalam kemajuan peradaban manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu gigih dalam menuntut ilmu seperti bunyi hadist berikut:
Dari Hadhrat Ali bin Thalib ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah.” (H.R Ad-Dailami)
Apa yang dilakukan Pak Guru Evan senafas dengan hadits di atas, yakni berusaha untuk membagikan ilmu yang ia punya kepada murid-muridnya. Perjuangannya sungguh luar biasa. Ia hanyalah satu dari sekian banyak guru yang rela melakukan apapun untuk bisa menyampaikan ilmunya selama pandemi covid-19.
Pengabdian yang tidak kenal lelah, pengabdian yang tak kenal batas.
Terpujilah engkau para guru, engkau pantas disebut pelita yang menerangi saat gelap, engkau pantas dijuluki embun penyejuk dalam kehausan, engkau pantas dinobatkan sebagai Pahlawan yang memberi amunisi kepada penerus Bangsa ini.
Engkau Pahlawan Bangsa Tanpa Tanda Jasa.
Terimakasih Guru atas semua pengabdian dan jasamu.
Selamat Hari Pendidikan Nasional
Visits: 33