Menyimak Khutbah Huzur, Perhatikan 3 Hal ini, Penting!!!

Mempererat tali rohani dengan Khalifah selain dengan menulis surat ke Huzur juga melalui Menyimak Khutbah Huzur (MKH) secara live. Kenapa live? Menyimak secara live seolah-olah kita tengah ikut shalat Jumat. Ada ruh tak kasat mata yang mengalir mengisi relung-relung ruhani kita.

Oleh karena itu, dalam proses menyimak tersebut, kekhusyuan dan konsentrasi suasana perlu dijaga. Jangan sampai saat Khalifah bersuara, kita pun ikut bersuara, bahkan asyik mengobrol dengan orang lain.

Kita tahu, materi yang disampaikan Huzur aba merupakan ilmu samawi yang kedudukannya amat tinggi. Tak mudah memahaminya. Butuh konsentrasi, kesabaran juga doa kepada Allah Ta’ala, agar mendapatkan taufik pemahaman atas Khutbah beliau.

Memang, merupakan pemandangan yang tak mengenakkan saat melihat orang tengah mengobroal saat Khutbah berlangsung. Alih-alih menyimak dengan khusyu, mereka malah asyik mencuri waktu untuk melewati poin-poin Khutbah.

Bila belum mampu menangkap dan tidak mengerti apa yang tengah Huzur sampaikan, bukan berarti mengobrol dibenarkan sebagai bentuk pelampiasan kebingungannya saat menyimak. Harusnya, ia terus berdoa kepada Allah agar mendapatkan karunia supaya paham apa yang didengar.

Karunia seperti itu yang harus kita cari untuk meraih cahaya ruhani dari Khutbah Khalifah yang beliau sampaikan secara live. Meski kita tahu, kadang rasa kantuk suka menyerang karena Khutbah live dilaksanakan malam hari di waktu Indonesia.

Untuk itu, perlu memperhatikan dan menghindari beberapa hal yang memang sepele, tapi bisa berakibat mahrumnya kita dari nikmat khazanah samawi yang tengah Khalifah sampaikan kepada kita.

Pertama, yang harus diperhatikan adalah kesiapan kita dalam menyimak. Jangan sampai saat Huzur menyampaikan Khutbah, kita malah tengah memakai celana pendek. Atau pakaian yang tak menutupi aurat. Meskipun kita menyimak di rumah, penghormatan harus tetap ditegakkan, karena ini akan langsung berpengaruh pada hati dan niat kita.

Kedua, hati-hati dengan cemilan yang suka tersedia atau disediakan di rumah maupun masjid. Tak jarang terlihat MKH ditemani kudapan ringan, tujuannya agar tidak kantuk. Memang tidak ada larangan soal ini, tapi lihat efeknya saat cemilan tersebut mulai dikunyah.

Kunyahan tersebut kadang suka menjadi pembuka obrolan. Tanpa terasa obrolan terjadi begitu saja. Mulai dari bisik-bisik, lama-lama jadi menarik. Awalnya pelan, lama-lama suara obrolan mulai mengungguli suara Khalifah.

Ketiga, perlu hati-hati juga jika saat menyimak ada sahabat dekat disamping kita. Kadang, tanpa sadar dia mulai curhat kecil-kecilan saat khutbah tengah berlansung. Dan kita pun mulai larut dalam curhatannya.

Merespon curhatan teman merupakan kebaikan, karena kita memang diajarkan untuk bersimpati kepada sesama kaum muslimin. Tapi kalau tidak pada tempatnya, amal saleh tersebut bisa menjadi amal salah.

Perlu tegas dan bijaksana dalam menghadapi situasi-situasi seperti ini. Cukup sampaikan, ngobrolnya nanti setelah Khutbah. Ini pun bisa menjadi pembelajaran bagi setiap orang, bahwa jangan sampai kita mahrum saat Khalifah tengah menyampaikan Khutbah.

Bisa jadi obat dari rasa sakit, penderitaan, kepiluan dan masalah yang tengah kita hadapi ada dalam Khutbah yang tengah beliau sampaikan.

Karena memang, mandat beliau sebagai Khalifah salah satunya adalah senantiasa membimbing umat manusia ke arah petunjuk dan jalan-jalan perubahan.

Dimana belum tentu, nikmat agung tersebut diberikan kepada golongan lainnya. Sementara kita tengah dan akan terus mendapatkan siraman khazanah dan makrifat samawi dari seorang Khalifah yang datang dari Tuhan.

.

.

.

Editor: Muhammad Nurdin

Visits: 651

Iim Kamilah

4 thoughts on “Menyimak Khutbah Huzur, Perhatikan 3 Hal ini, Penting!!!

  1. Mubarak bu Iim. Nasihat penting yg perlu diamalkan. Semoga kita semua selalu berghairat dalam mencapai standar keimanan sejati, aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *