
KEMENANGAN DALAM SIKAP MEMAAFKAN
Pada tahun 2016, Shahrukh Khan muncul dalam sebuah film berjudul Dear Zindagi. Film ini berkisah tentang seorang perempuan yang merasa kehidupannya tidak ada yang berjalan dengan benar. Kemudian ia datang kepada seorang psikolog yang diperankan oleh Shahrukh Khan. Setelah sesi demi sesi dijalani, diketahui bahwa ternyata si perempuan ini memiliki kemarahan yang begitu besar pada orangtuanya. Ada sebuah peristiwa yang membuatnya sulit untuk memaafkan orangtuanya.
Kemudian Shahrukh Khan hadir dengan sebuah saran. Ia berkata, “Saya tidak memintamu untuk memaafkan atau jangan marah pada orangtuamu, tetapi berusahalah untuk melihat mereka sebagai manusia biasa. Turunkan mereka dari tempat tinggi yang selama ini kamu persepsikan pada diri mereka. Ini memang sangat sulit untuk bisa dipahami anak kecil, tapi karena sekarang kamu adalah seorang dewasa, kamu harus berusaha untuk memahami mereka.”
Untuk bisa memaafkan, kita harus lebih dulu bisa memahami bahwa semua orang adalah manusia biasa yang sudah pasti tak akan luput dari sifat lupa dan salah. Tidak mungkin untuk berharap manusia untuk tidak menyakiti atau mengecewakan karena memang manusia tak bisa lepas dari alpa dan kesalahan.
Karenanya pesan Shahrukh Khan dalam filmnya ini sangat relevan untuk kita terapkan kepada siapapun yang melakukan kesalahan. Lihatlah mereka sebagai manusia biasa dan maafkanlah mereka. Sebanyak apa? “Sebanyak kesalahan yang kau ingin Allah Ta’ala untuk memaafkanmu,” kata sebuah kutipan terkenal.
Hadhrat Ali bin Abi Thalib ra. pernah mengatakan, “Memaafkan adalah kemenangan terbaik.” Mengapa? Karena memaafkan berarti kita sudah bisa memahami bahwa siapapun hanyalah manusia biasa, siapapun bisa membuat kita kecewa, dan memaafkan berarti kita sudah menang atas hawa nafsu amarah dalam diri sendiri.
Hazrat Masih Mau’ud as. pernah berkata, “Kesombongan dan keangkuhan timbul dari amarah, dan kadang-kadang amarah itu sendiri merupakan hasil dari kesombongan dan keangkuhan, sebab amarah tersebut timbul tatkala seorang manusia menganggap dirinya lebih tinggi daripada yang lain.” (Malfuzat Jilid I, hlm 36/Pidato Pertama Hazrat Masih Mau’ud as. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897)
Oleh karena itulah bila kita bisa memaafkan orang lain, artinya kita sudah bisa menaklukan keinginan untuk marah dalam diri sendiri, yang bisa jadi juga terlahir dari sifat sombong dan keangkuhan. Sehingga bila kita bisa memaafkan, artinya kita sudah menaklukan amarah, kesombongan dan keangkuhan sekaligus, yang sama artinya dengan ‘kemenangan terbaik’ sebagaimana yang disampaikan Hz. Ali bin Abi Thalib ra.
Semoga Allah SWT. tak pernah melepaskan tuntunan dan bimbingan-Nya kepada kita semua, sebagaimana kita pun tak pernah lepas dari memohon tuntunan dan bimbingan-Nya, untuk menjadi manusia dan hamba-Nya yang semakin mudah untuk memaafkan. Aamiin YRA.
Visits: 1500