
SALING MENCELA MEMBUAT HIDUP SERASA DI NERAKA
Betapa dunia ini sudah menunjukkan umur yang semakin tua, begitu banyak angkara murka, kata kata kotor begitu mudahnya dilontarkan kadang sampai berlanjut pada perkelahian.
Bahkan di dunia maya pun lebih parah, cacian, hujatan bahkan fitnah sudah seperti debu tertiup angin, berhamburan tanpa terkendali.
Hal yang cukup memprihatinkan kita adalah kita saksikan saudara-saudara kita sesama muslim saling memberikan gelar dan julukan yang buruk, baik melalui lisan atau melalui jari-jemari komentar di media sosial. Betapa hidup seperti gambaran neraka, dimana tidak ada lagi kedamaian, ketentraman dan maraknya perselisihan.
Orang Mukmin di mata Allah adalah manusia yang paling mulia. Dalam hadis disebutkan, Nabi Saw bersabda, “Tidak ada orang yang lebih mulia di sisi Allah SWT dari seorang Mukmin.” (HR Ath-Thabrani).
Saking mulianya, dalam hadis lain beliau Saw bersabda, “Mencaci-maki seorang Mukmin adalah suatu kejahatan dan memeranginya adalah suatu kekufuran.” (HR Muslim).
Salah satu ciri dari orang Mukmin sejati, antara lain, seperti disebutkan dalam hadis Nabi Saw, “Seorang Mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji, dan yang ucapannya kotor.” (HR Al-Bukhari).
Jadi, Mukmin itu adalah orang yang tidak suka mengumpat, mengutuk, berkata keji, dan berkata kotor. Ini semua berkaitan dengan lisan.
Dengan kata lain, Mukmin sejati adalah yang senantiasa mengontrol dan menjaga lisannya dari kata-kata yang tidak baik. Baik itu kata-kata di dunia nyata maupun di dunia maya (media sosial).
Mukmin sejati selalu menjaga lisan. Lisannya selalu digunakan untuk kebaikan. Karena, kata-kata sesungguhnya adalah cerminan dari hati. Hati yang baik akan mengeluarkan kata-kata yang baik. Sementara, hati yang buruk akan mengeluarkan kata-kata yang buruk juga.
Rasulullah Saw mewanti-wanti secara tegas, “Sesungguhnya seorang hamba itu berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia pikirkan (baik atau buruknya) maka dengan sebab perkataannya itu ia dapat tergelincir ke neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara sudut timur dan sudut barat.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Semoga kita senantiasa dapat menjaga setiap kata kata yang terucap, kata-kata yang penuh hikmah dan memberikan ketentraman bagi pendengarnya.
Visits: 161