
MENGHIDUPKAN KEMBALI SIKAP MURAH HATI
Islam adalah agama yang damai dan penuh kasih sayang. Rasulullah SAW dan para sahabat merupakan contoh terbaik dalam merepresentasikan ajaran Islam. Akan tetapi, kini Islam sering disalahpahami dan dibenci. Seandainya umat Islam saat ini mengenang kembali dan mengamalkan ajaran yang dicontohkan Rasulullah SAW, tentunya tak akan ada celah untuk memfitnah Islam.
Salah satu ajaran indah yang kini mulai terkikis adalah sikap murah hati. Sikap yang cukup langka di zaman penuh teknologi ini. Orang-orang mulai egois dan ambisius sehingga sulit untuk ber-empati. Bahkan sebisa mungkin menjauhkan diri dari segala bentuk kesulitan apalagi menanggung penderitaan orang lain.
Sikap murah hati identik dengan kasih sayang dan kedermawanan serta mendahulukan orang lain. Banyak kisah kemurahan hati yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang bahkan tak pernah kita bayangkan.
Salah satunya adalah riwayat yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW, sejak hijrahnya ke Madinah, tidak pernah makan kenyang tiga hari berturut-turut hingga akhir hayatnya. Bukan karena Rasulullah SAW miskin, namun semata-mata karena lebih mendahulukan kepentingan umat daripada kepentingan dirinya dan keluarganya. (HR Baihaqi)
Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. juga bersabda, “Bersedia menderita demi menghilangkan penderitaan orang lain adalah intisari dari kemurahan hati.”
Alangkah indahnya jika di zaman sekarang seluruh umat Islam mengamalkan ini. Karena saat ini, manusia sedang mengalami krisis empati. Bahkan lebih buruknya malah menjadikan penderitaan orang lain sebagai kesenangannya sendiri.
Mari kita hidupkan kembali rasa empati dan saling bermurah hati. Karena ini adalah wajah Islam yang sesungguhnya.
Visits: 395