
ANTARA KEMATIAN DAN KEIMANAN
Silaunya kehidupan duniawi sangat mampu membutakan mata hati manusia. Manusia bisa sangat tergelincir jauh sampai berpikir bahwa kehidupan dunia ini selamanya sehingga mereka akan meluangkan seluruh waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengejarnya.
Karena itulah Allah Ta’ala senantiasa mengingatkan umat-Nya untuk tidak terjerumus ke dalam jebakan dunia. Dalam QS. Al-Kahf 18: 46, Allah Ta’ala berfirman, “Dan berikanlah kepada mereka perumpamaan kehidupan dunia, kehidupan itu seperti air yang Kami turunkan dari awan, lalu tumbuh-tumbuhan bumi bercampur dengannya; maka ia menjadi kering dan hancur dan tersebar diterbangkan oleh angin ke mana-mana. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Sungguh perumpamaan yang sangat tepat dalam menggambarkan betapa fananya dunia ini hingga ia bisa hilang begitu saja bagaikan tumbuhan kering yang hancur dan serpihannya tersebar begitu saja.
Karena itulah terdapat hadits yang mengatakan, “Cukuplah maut sebagai pelajaran dan iman sebagai kekayaan.” (HR. Ahmad). Karena maut menjadi bukti betapa fananya manusia. Raganya akan hilang begitu saja hancur diremukkan tanah. Hanyalah amal ibadah yang akan tetap melekat pada jiwanya terus hingga ke akhirat nanti.
Karenanya bagi seorang muslim, harta dunia bukanlah kekayaan. Hanya keimanan yang menjadi kekayaan sejati. Keimanan akan membawanya hanya ke dua tempat di akhirat nanti, kenikmatan di surga atau kepedihan di neraka.
Karena sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Az-Zariyat 51: 57, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Sehingga keimanan kita sebagai manusia, adalah tujuan utama kehadiran kita di dunia ini.
Semoga kita semua diberikan karunia-Nya dengan keimanan yang sejati, harta terbaik yang bisa kita bawa ke akhirat nanti. Aamiin Allaahumma Aamiin.
Visits: 200