MAU TAHU CARA JITU MEMBALAS PERLAKUAN BURUK?

Dimasa permulaan pendakwaan kenabian Rasulullah Saw begitu banyak peristiwa penindasan yang dialami oleh beliau dan pengikutnya, bukan hanya satu atau dua kali terjadi akan tetapi sering kali bahkan tidak terhitung banyaknya.

Namun ketika peristiwa Fatah Mekkah Rasulullah Saw menunjukkan sifat pemaaf dan kasih sayang beliau. Sambil berdiri di muka pintu Ka’bah beliau Saw berseru kepada para penduduk Mekkah yang pada waktu itu sedang bersembunyi di dalam rumah-rumah mereka.

Dengan suara keras beliau menyeru, “Wahai orang-orang Quraisy! Perlakuan apa yang kalian harapkan dariku?”

Mereka berkata, “Wahai Muhammad! Engkau orang terhormat, anak dari seorang yang terhormat! Kami mengharapkan perlakuan baik dari pada engkau! Rasulullah SAW bersabda atas jawaban mereka itu, “Pergilah kalian dengan bebas! Kalian semua telah aku maafkan.Tidak ada sedikitpun tuntutan lagi atas kalian!”

Seorang Insan Kamil Rasulullah SAW memperlihatkan teladan yang sangat sempurna kepada pengikutnya tentang makna memaafkan. Dan karena sifat mulia inilah yang menuntun orang-orang Quraisy Mekkah berbondong-bondong masuk Islam.

Contoh dan teladan yang diperlihatkan oleh Rasulullah Saw bukan hanya berlaku untuk orang-orang di zaman itu saja melainkan berlaku untuk kita semua dan untuk orang-orang yang akan datang. Bukan hanya didengar, dibaca, atau dilihat namun untuk ditunjukkan secara amaliah apabila waktunya tepat untuk diamalkan.

Memaafkan bukanlah pekerjaan yang mudah namun bukan pula tak bisa kita lakukan. Memaafkan dan meminta maaf adalah sama- sama perkara yang sulit dilakukan bila tidak sungguh-sungguh diniatkan dengan tekad yang kuat dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.

Hadhrat Abu Bakar Shiddiq ra memberikan sebuah nasehat, “Memaafkan yang paling afdhal adalah ketika kuat dan sanggup. Dan sebaik-baiknya kesengajaan adalah ketika bersungguh-sungguh.”

Kesanggupan kita memaafkan tergantung bagaimana kita bisa mamanage hati kita memahami masalah yang kita hadapi dengan orang lain.Tidak ada cara untuk memadamkan perbuatan buruk orang lain kepada kita kecuali dengan cara kita memaafkan dan berbuat ihsan kepadanya.

Sebab kalau ada orang misalnya berbuat buruk kepada kita kemudian kita membalas keburukan, barangkali orang tersebut akan kembali membalasnya. Akhirnya kita sibuk untuk terus membalas keburukan dengan keburukan.

Tapi ketika orang itu berbuat buruk kepada kita, lalu kita malah membalas dengan berbuat baik dan memaafkannya maka selesai semuanya.Tidak ada lagi saling balas membalas namun bisa jadi malah akan memunculkan kebaikan-kebaikan yang lainnya.

Rasulullah SAW bersabda:
“Ada tiga hal yang barangsiapa terdapat padanya tiga hal itu, (maka) dia akan dilindungi oleh Allah, dan Allah akan merahmatinya dan akan memasukkan ke surga-Nya, yaitu (1) bila dia diberi, dia bersyukur, (2) bila dia mampu melakukan pembalasan, dia memberi maaf, dan (3) bila ia marah, surut amarahnya.” (HR.Muslim)

Tidak akan merugi menjadi seorang yang pemaaf sebab sifat pemaaf akan selalu mendinginkan hati, mendekatkan silaturahmi, dari lawan bisa menjadi kawan.

Visits: 215

Rauhun Thayibah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *