Menolong Orang Membuka Jalan Pertolongan Ilahi

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, yang tidak bisa lepas dari ketergantungannya pada yang lain. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan manusia lain dalam pemenuhan segala kebutuhannya. Itulah sebabnya manusia tidak cukup hanya dengan membuat hubungan dengan Allah saja (Hablum minallah) tapi manusia juga harus menjaga hubungan dengan manusia lainnya (Hablum minannas).

Kejadian yang kualami saat semester akhir masa perkuliahan memberi banyak hikmah. Sampai sekarang masih tetap terkenang.

Berawal dari seorang ibu yang memiliki 3 orang putri yang masih kecil-kecil. Putri pertama baru kelas 2 SD, yang kedua 5 tahun dan si bungsu 2 tahun. Setelah baiat keluarganya mengalami kegoncangan hingga dia menitipkan 2 anaknya untuk kuasuh sementara.

Aku menyanggupinya meski ibuku tak menyetujui. Aku merasa kasihan pada anak kecil yang harus pergi kemana-mana bersama ibunya untuk mendapatkan pemasukan. Sementara keluarganya yang masih ghair tidak memungkinkan untuk dititipi anaknya.

Karena anak yang paling besar harus sekolah otomatis sebagai pengasuhnya harus antar dia ke sekolahnya dan menungguinya hingga selesai pelajaran. Jarak antara rumah dan sekolah yang cukup jauh tidak memungkinkan dia untuk pergi sendiri terlebih baru kelas 2 SD.

Seperti biasa bila anak-anak sudah masuk kelas para pengantar menunggu di warung sekolah. Percakapan pun terjadi, namanya juga ibu-ibu muda.

“Ibu, nganter anaknya?” Tanya seorang ibu.

“Bukan,” Jawabku datar.

“Kenapa ibu mau antar anak ini,” tanyanya lagi. “Hati-hati lo, Bu. Ketika kecil kita urus eh sudah besar tak tahu terima kasih,” tambahnya.

“Saya hanya menolong Bu, perkara sudah besar dia tak berterima kasih bukan urusan saya. Terserah dia mau membalas budi atau tidak yang penting sekarang saya menolong dia,” paparku yang membuat mereka terdiam.

Tak habis pikir kok ada ya orang yang berpikiran begitu. Kalau mau menolong ya menolong saja, tidak perlu ada pamrih di baliknya. Ternyata, memang keikhlasan sudah menjadi barang langka. Semua yang kita berikan kepada orang dilihat dulu apa keuntungannya.

Padahal sudah jelas ajaran Islam mengatakan bahwa siapa yang menghilangkan kesusahan orang lain maka Allah akan menghilangkan kesusahannya.

Mungkin kehidupan yang sekarang keluarga kami jalani pun, salah satunya karena berkah meringankan kesusahan dia waktu dulu. Makanya kehidupan yang kami jalani sekarang selalu terpenuhi apapun kebutuhannya.

Keyakinanku bahwa Allah akan menghilangkan kesusahanku sudah terpenuhi. Ketika dulu bingung biaya sekolah anak dengan tak terduga dapat karunia berkhidmat yang membuat masalah tersebut menemukan jalan keluarnya.

Seolah-olah Allah Ta’ala hendak mengatakan bahwa kamu tinggal jalani ini dan Kami akan menjamin semuanya. Subhanallah.

Jadi janganlah berharap balasan dari orang yang kita tolong karena Allah sudah memberi jaminan bila kita ikhlas.

Ini sangat sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa ingin agar doanya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah ia menolong orang yang dalam kesempitan.” (HR. Ahmad)

 

.

.

.

Penulis: Erah

Editor: Muhammad Nurdin

Visits: 403

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *