
BELAJAR SABAR DARI RASULULLAH S.A.W
Sabar, merupakan kata yang mudah diucapkan namun begitu sulit dalam pelaksanaannya. Karena setiap manusia tidak mungkin bisa lepas dari masalah dan musibah. Segala permasalahan sesungguhnya merupakan bagian dari ketentuan dan ketetapan Allah Ta’ala.
Sebagai manusia biasa yang penuh kelemahan, sering kali rasanya ketika kita dizalimi orang lain, maka terbersit di hati kita ingin untuk membalasnya dengan hal serupa, atau lebih dari itu. Tapi, tahukah kita bagaimana sikap Rasulullah S.A.W. saat beliau di zalimi oleh orang lain?
Ada suatu kisah yang patut kita teladani, ketika Rasulullah S.A.W. berdakwah di Tha’if. Ketika Rasul menyadari bahwa dakwahnya belum berhasil di sana, beliau memutuskan untuk pergi. Tetapi penduduk Tha’if tidak membiarkan beliau keluar dengan aman, mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata penuh ejekan. Lemparan batu yang mengenai Rasulullah S.A.W. demikian hebat, sehingga tubuh beliau berlumuran darah.
Allah memerintahkan malaikat-malaikat di gunung-gunung di sana untuk menaati perintah Rasul. Kata malaikat itu, jika Rasul berkenan, mereka mampu menabrakkan gunung-gunung tersebut lalu menimpa penduduk Tha’if yang zalim.
Mendengar tawaran malaikat itu, Rasulullah S.A.W. dengan sifat kasih sayangnya berkata, “Walaupun mereka menolak ajaran Islam, saya berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.” Begitu sabarnya Rasulullah S.A.W. dalam menerima perlakuan dari orang-orang zalim itu. Alih-alih menghukumnya, Rasulullah S.A.W. lebih memilih untuk mendoakan kebaikan untuk mereka.
Seorang cendekiawan muslim Ibnu Qayyim mengatakan,
“Kesabaran adalah ketika hati tidak merasa marah terhadap apa yang sudah ditakdirkan dan mulut tidak mengeluh.”
Kata-kata ini merupakan cerminan dari sikap Rasulullah S.A.W. terhadap penduduk Tha’if. Sikap inilah yang seharusnya ada di hati setiap kita bahwa sabar tidaklah ada batasannya, dan ketika kita berucap sabar pastikan bahwa di hati kita tidak ada lagi kemarahan dan keluhan yang masih tersisa. Yakinkanlah hati kita bahwa setiap ujian dan cobaan dalam hidup merupakan suatu bentuk kasih sayang dari-Nya dan juga ketetapan dari Allah Ta’ala.
Visits: 276