
Bisakah Kita Mendapatkan Pasangan yang Sempurna?
Kesempurnaan, tak jarang menjadi candu manusia. Seluruh tenaga dikerahkan demi memperoleh predikat tersebut. “Sempurna!” demikian deskripsi level tertinggi dari hasil upaya tertentu. Kesempurnaan juga acapkali disebut saat membahas pemilihan pasangan dan mencari jodoh.
Masih banyak yang terjebak dengan perkara ini dan menunda pernikahannya karena menunggu atau mencari sosok yang sempurna.
Lantas, Bukankah di dunia ini tak ada yang sempurna? Bukankah kesempurnaan hanya milik Allah semata?
Padahal ia tahu bahwa sejauh apa pun mencari, tak akan ada manusia tanpa cela.
Salahkah kita menggunakan kata sempurna sebagai takaran atau ukuran? Dalam kondisi bagaimana sesuatu dapat dikatakan sempurna? Sempurna dalam kaca mata sebagian orang adalah saat bisa mencapai sesuatu yang ideal bagi kita, dan ini relatif. Makanya tingkat kesempurnaan bagi tiap orang berbeda-beda. Kadar ideal kesempurnaan manusia tergantung pada orientasi hidupnya, apa yang ingin dikejar dan dicapai di dunia.
Sebagai nasehat bijak bagi setiap orang yang sedang menunggu pasangan hidup yang sempurna bahwa “Pria mengimpikan wanita sempurna. Wanita menginginkan pria sempurna. Mereka tidak tahu bahwa Allah menciptakan mereka untuk menyempurnakan satu sama lain.” (Ahmad Al-Shugairi)
Nasehat di atas mengemukakan bahwa baik pria dan wanita sama-sama menantikan pasangan yang sempurna. Namun pada dasarnya kesempurnaan manusia itu relatif, dan untuk mencapai derajat sempurna, manusia membutuhkan orang atau bantuan lainnya untuk saling melengkapi.
Jika kita sudah mulai kecanduan dengan kesempurnaan, sebaiknya perlu mendefinisi kata sempurna itu dalam hidup ini, dengan menyadari bahwa tidak ada manusia yang luput dari kekurangan. Setiap manusia dianugerahi kelebihan dan kekurangan secara seimbang oleh Tuhan yang Maha Sempurna. Manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan untuk saling menyempurnakan.
Kekurangan masing-masing akan ditutupi dengan kelebihan masing-masing pula. Tenang, katanya rasa cinta mampu menyelesaikan banyak hal. Cinta membuat segala yang tak sempurna menjadi tampak sempurna.
Jangan memimpikan pemuda sehebat Rasulullah S.A.W., jika kita tak semulia Siti Khadija r.a. Pantaskan diri kita untuk mendapatkan pendamping terbaik menurut kaca mata Allah agar hidup dapat saling melengkapi.
Visits: 580
Assalamu’alaikum keren, maturnuwun