Islam Dan Egoisme

Egoisme atau Prilaku ingin menang sendiri dan tak peduli dengan penderitaan orang lain adalah musuh besar bagi setiap mukmin.

Mereka yang terjangkit penyakit ini selalunya menuntut hak untuk dirinya, namun cenderung lupa atas hak orang lain atau bahkan merampasnya.

Dalam kehidupan berbangsa egoisme menjadi penyakit yang paling berbahaya, sebab keberadaannya secara nyata akan menihilkan nilai-nikai keadilan dan menebalkan sekat-sekat perselisihan yang pada ujungnya menghilangkan perdamaian.

Islam sebagai agama rahmah, demikian mencela prilaku tersebut dan secara pasti menekankan pengikutnya untuk memenuhi hak bagi orang lain.

Ajaran tersebut tergambar jelas melalui lisan Nabi-Nya Muhammad Saw bahwa:

“Laa yu’minu ahadukum hatta yuhibbu liakhihi maayuhibbu linafsihi”.

Hadits ini secara pasti mendobrak benteng keangkuhan pribadi maupun kelompok bahwa; “Tidaklah beriman salah seorang dari antara kalian hingga ia mencintai bagi saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.”

Dengan bahasa lain Nabi Saw menghendaki bahwa jika kalian ingin diakui sebagai orang yang beriman, maka sesuatu yang kalian senangi diberlakukan pada kalian maka perlakukanlah juga itu pada yang lain, dan lagi sesuatu yang kalian tidak senangi diberlakukan atas diri kalian maka jangan pula itu diberlakukan terhadap orang lain.

Ajaran terkait perlakuan fair dalam Islam ini memiliki ruang lingkup tak terbatas bahkan dalam segala kondisi dengan tidak memandang suku, golongan atau agama semua berhak mendapatkan hak dan perlakuan yang sama (Qs. 5:9).

Dengan demikian, maka menjadi jelas bahwa Islam tidak pernah membenarkan prilaku egois dengan alasan apapun. Sebaliknya Islam meletakan standart keimanan seorang muslim pada kemampuannya untuk berbuat bagi saudaranya apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri.

 

Visits: 127

Muballigh at JAI | Website

Seorang Penulis, Muballigh dan pemerhati sosial. Tinggal di Pulau Tidung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *