
Menjaga Lidah dari Ghibah
Lidah merupakan bagian tubuh yang paling banyak digunakan dalam keseharian kita. Tidak saja untuk makan, ia juga digunakan untuk berbicara. Sangat penting untuk menjaga lisan kita. Apakah banyak kebaikannya dengan menyampaikan yang haq ataupun malah terjerumus ke dalam dosa dan maksiat.
Pada berbagai pertemuan, seringkali kita mendapati pembicaraan berupa gunjingan (ghibah), mengadu domba (namimah) atau maksiat lainnya. Padahal, Allah Ta’ala melarang hal tersebut. Bertutur sembarang tanpa dipikir akan membawa kepada permusuhan, kekacauan bahkan pertumpahan darah.
Rasulullah SAW. melarang dan memperingatkan agar tidak mencari-cari kesalahan orang lain dan tidak menjatuhkan kehormatan orang lain dengan sebuah lisan atau ucapan. Bahkan Allah Ta’ala sangat mengutuk dan melarang orang-orang yang melakukan perbuatan buruk dengan lisannya dengan menyebarkan fitnah dengan amalan buruk yang dilarang Allah Ta’ala itu tidak akan diberi syafaat oleh Rasulullah SAW. kelak.
Bahkan ibadah shalat dan puasa dan segala perbuatan baiknya akan diberikan kepada orang yang terdzolimi. Dia ghibah, fitnah bahkan perbuatan buruk orang yang difitnah dan ditindas akan diberikan kepada kepada yang memfitnahnya. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“”Tahukah kalian, apakah itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah SAW. bersabda, “engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai.” Salah seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, bagaimana pendapatmu jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada diri saudaraku?” Rasulullah SAW menjawab, “jika yang kau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah menggibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mendustakannya.”” (HR. Muslim)
Tidak akan naik atau turun nilai kita di hadapan Allah Ta’ala hanya karena omongan atau ghibahan orang-lain tentang kita. Orang lain tidak pernah tahu apa yang terjadi pada diri kita, hanya Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui. Bahkan yang tersembunyi dalam hati, hanya penilaian Allah-lah yang lebih utama.
Bila ada omongan yang kurang baik tentang kita, semoga itu bukanlah kita dan kita bisa melakukan kebaikan lebih dari omongan itu. Dan bila ada omongan yang baik tentang kita, semoga kita bisa tetap rendah hati dan melakukan yang lebih baik dari omongan itu sehingga kita mempunyai nilai diri. Hadhrat Ali bin Abi Thalib ra. bersabda, “Pergunjingan adalah puncak kemampuan orang-orang yang lemah.”
Dan dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 12 yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Oleh karena itu ada beberapa hal penting perlu kita perhatikan dalam menjaga lisan (sumber muslim.or.id). Pertama, hendaknya pembicaraan kita selalu diarahkan ke dalam kebaikan. Kedua, tidak membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagi diri kita maupun orang lain yang akan mendengarkan. Ketiga, tidak membicarakan semua yang kita dengar.
Keempat, menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kita berada di pihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Kelima, tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
Bahaya ghibah dalam Pandangan Islam (sumber Dalamislam.com):
1. Mendapat murka Ta’ala
2. Hatinya menjadi keras
3. Memicu pertikaian dan perpecahan
4. Berani berbuat maksiat
5. Melenyapkan amal ibadah seorang mukmin
6. Amal ibadah ditolak Allah Ta’ala.
7. Allah Ta’ala menjadi murka.
Dengan menjaga lidah dan tutur kata, dapat dipastikan akan terjalinnya kehidupan yang damai dan sejahtera ditengah masyarakat sepanjang masa. Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga diri kita, sehingga diri kita senantiasa berada dalam kebaikan dan diri kita mempunyai nilai yang lebih baik lagi di pandangan Allah Ta’ala. Amin Yra.
Visits: 310