Ketika Riya dan Keangkuhan Dianggap Lazim dan Menjadi Trend Media Sosial

Sejak zaman ke zaman manusia selalu berkeinginan untuk mendapat pengakuan dalam kehidupan sosialnya. Sebagian orang mendapatkan status sosial karena keturunan darah biru sehingga tidak perlu harus melakukan upaya apapun untuk mendapatkan pengakuan.

Namun ada pula yang berupaya keras melakukan usaha untuk bisa diakui dalam kehidupannya. Terlebih di zaman modern saat ini, cara orang menunjukkan eksistensinya bahwa dia adalah orang yang kaya, memiliki kedudukan, kecantikan dan segala halnya betul-betul menggila. Media sosial menjadi arena buat  memamerkan semuanya dengan tanpa ada rasa malu sedikitpun dari mereka.

Memamerkan kekayaan yang dimiliki, mobil mewahnya, rumah bak istananya sampai isi rekening tabungan pun tak segan dipamerkan. Hingga julukan sultan disematkan kepada mereka dan hal itu semakin menjadikan mereka menggebu-gebu semakin tenggelam dalam keangkuhan dan keriyaan.

Hal ini sangatlah dibenci oleh Allah Ta’ala yang sangat jelas difirmankan dalam Al Qur’an, “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra: 38)

Sadar atau tidak disadari oleh mereka keangkuhan yang ditunjukkan telah membawa mereka semakin jauh dari ajaran agama dan sangat bertolak belakang dengan teladan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. 

Padahal yang seharusnya pantas berbangga hanya Nabi SAW karena dunia ini pun diciptakan oleh Allah SWT semata-mata untuk menyambut kedatangan beliau SAW semata. Namun hal itu tidak beliau lakukan karena beliau begitu menyadari bahwa dunia dan segala kenikmatannya itu hanyalah ibarat setetes air di ujung telunjuk yang tidak akan pernah bisa melepaskan dahaga.

Keangkuhan akan membuat amalan baik akan hilang dan berujung pada dosa. Beribadah dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan sebuah amal kebaikan, kemudian dirinya sombong, maka seketika hancurlah amalnya.

Sebagaimana yang disabdakan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., “Jika di dalam dirimu terselip sedikit saja keangkuhan, ria, meninggikan diri ataupun kemalasan, maka kamu dianggap tidak layak diterima Tuhan.”

Lantas sebenarnya apa yang pantas dibanggakan oleh manusia jika badan, akal bahkan pikirannya pun adalah milik Allah SWT? Kebanggaan pada harta benda, kekayaan, kecantikan, kecerdasan dan sebagainya itu adalah suatu yang nisbi yang sangat tidak pantas untuk dijadikan sebagai sarana kesombongan.

Namun sayang orang-orang yang mengelu-elukan dunia benar-benar tidak menyadari bila kenikmatan dunia yang dibaggakan itu akan membawa mereka pada kehancuran dan kegagalan meraih kasih sayang Allah SWT.

 

 

Visits: 255

Rauhun Thayibah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *