Memenuhi Hak-Hak Binatang

Hari ini, dunia internasional memperingati Hari Hak Asasi Binatang. Manusia seringkali lupa atau melupakan bahwa di bumi ini ada hak-hak makhluk lain yang harus diperhatikan. Islam sendiri telah menekankan ajaran akan berharganya makhluk lain, termasuk binatang.

Allah Ta’ala berfirman, “Tidakkah engkau melihat, bahwasanya Dialah Allah, Yang bertasbih kepada-Nya siapapun yang ada di seluruh langit dan di bumi, dan demikian juga burung-burung yang mengembangkan sayapnya? Masing-masing mengetahui cara beribadah dan cara bertasbihnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” [1]

Tidak hanya manusia, bahkan binatang pun melakukan ibadah dan bertasbih kepada Allah Ta’ala dengan caranya masing-masing. Karena itu, sebagai sesama makhluk Allah Ta’ala yang hidup di dunia dan beribadah kepada Allah Ta’ala, sudah sepatutnya kita memperlakukan binatang dengan hormat dan berlandaskan kasih sayang.

Terdapat beberapa kisah yang menyoroti perlakuan kasih sayang Hadhrat Umar bin Khattab (ra) terhadap binatang. Ahnaf bin Qais meriwayatkan, “Kami datang sebagai delegasi kepada Hadhrat ‘Umar (ra) dengan membawa kabar gembira kemenangan besar. Beliau bertanya, ‘Di mana Anda menginap?’

Saya memberitahukan tempatnya. Kemudian beliau berjalan bersama saya. Kami sampai di tempat kami mengikat unta tunggangan kami dan setelah memperhatikan satu persatu dengan seksama, beliau bersabda,

‘Apakah kamu tidak takut kepada Allah mengenai hewan tungganganmu ini? Tidakkah kamu tahu bahwa mereka juga mempunyai hak atasmu. Mengapa kamu tidak melepaskannya supaya ia bisa memakan rumput dan sebagainya?’”

Kemudian dalam riwayat lainnya diceritakan Hadhrat ‘Umar (ra) melihat seekor unta yang padanya nampak jelas tanda-tanda ketidakberdayaan dan sakit. Salim bin Abdullah meriwayatkan bahwa Hadhrat ‘Umar bin Al-Khaththab (ra) meletakkan tangannya pada punggung unta yang terluka dan berkata pada diri sendiri, “Saya takut dimintai pertanggungan mengenaimu di hadapan Allah.”

Kemudian terdapat satu riwayat lagi. Aslam meriwayatkan, “Suatu kali Hadhrat ‘Umar (ra) bersabda, ‘Di dalam hati saya timbul keinginan untuk makan ikan segar. Yarfa’—nama hamba sahaya Hadhrat ‘Umar (ra)—menaiki hewan tunggangan dan setelah berkeliling kian kemari sejauh 4 mil ia membeli seekor ikan yang bagus lalu membawanya. Kemudian ia mengarahkan perhatian pada hewan tunggangannya dan memandikannya.

Tidak berapa lama Hadhrat ‘Umar (ra) pun datang dan bersabda, ‘Ayo!’, hingga beliau melihat pada hewan tunggangan itu lalu bersabda, ‘Kamu lupa mencuci keringat yang ada di bawah telinganya. Kamu telah menyusahkan seekor hewan demi memenuhi keinginan ‘Umar (ra). Demi Allah! ‘Umar (ra) tidak akan memakan ikanmu ini.’” [2]

Hadhrat Umar bin Khattab (ra) telah menunjukkan betapa besarnya perhatian dan kasih sayang beliau terhadap binatang. Beliau (ra) begitu memperhatikan terpenuhinya hak-hak binatang dalam taraf yang begitu tinggi, sehingga kita akan merasa malu bila melihat bagaimana sikap kita sendiri terhadap binatang.

Namun, ruang perbaikan selalu ada hingga jatah hidup kita di dunia ini habis. Jangan pernah merasa pintu pertaubatan dan perbaikan telah tertutup. Selama masih bernyawa, kita selalu bisa mengishlah diri menjadi manusia dan hamba yang senantiasa melaksanakan kebaikan-kebaikan. Salah satunya adalah memperhatikan hak-hak siapa pun termasuk hak-hak binatang dan memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya.

Referensi:
[1] QS. An-Nur 24: 42
[2] Khutbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khamis Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. tanggal 26 November 2021 di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford, UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya)

Visits: 54

Lisa Aviatun Nahar