Merayu Allah Ta’ala Melalui Pengorbanan Harta

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” [1]

Kisah ini dialami seorang perempuan bernama Kania, seorang istri yang mendapatkan pertolongan dan berkah dari mengutamakan sebuah pengorbanan. Suatu hari musibah kecelakaan lalu lintas menimpa suami Bu Kania. Hal ini tentu saja mengharuskan beliau dibawa serta dirawat di rumah sakit.

Bu Kania merasakan kebingungan yang teramat sangat, karena saat itu uang yang ia miliki hanya Rp 400.000,  sedangkan biaya yang diperlukan untuk perawatan suaminya sangatlah besar. Bahkan, hanya untuk menebus 1 resep obat saja mencapai Rp 500.000.

Namun, Bu Kania memiliki keyakinan yang teguh akan hadirnya pertolongan Allah SWT. di balik musibahnya. Dia pun memperbanyak doa. Bahkan, uang yang tidak cukup untuk menebus obat ia bayarkan candah, ia menganggap bahwa itu bagian dari tanggung jawabnya sebagai hamba yang memenuhi hak Allah SWT. Hal demikian membuat hatinya merasa tenteram.

Meski tidak dapat dipungkiri, Bu Kania harus tetap berusaha mencari pinjaman ke sana ke mari dengan menghubungi sanak keluarga untuk membeli obat dan biaya perawatan suaminya di rumah sakit. Tanpa diduga, dalam kebingungannya, seketika Allah mengirimkan pertolongan-Nya melalui dokter yang bertugas di rumah sakit tersebut.

Tiba-tiba si dokter memberikan pinjaman uang sebanyak Rp.2.000.000. Bu Kania sangat bersyukur sekali. Ia merasa lega hati karena dengan uang tersebut bisa memenuhi kebutuhan obat dan membayar biaya perawatan. Sesaat, rasa haru bercampur heran pun dirasakannya, sebab ia hanya sempat bertemu dengan dokter tersebut hanya 1 kali saja, ketika berada di IGD. Bahkan, ia pun tak tahu di mana dokter itu tinggal.

Setelah beberapa waktu, perawat kembali memberitahukan bahwa Bu Kania harus mengambil hasil rontgen dengan biaya Rp 50.000. Untuk sesaat ia kembali tertegun karena kini tak ada sedikit pun uang yang tersisa dalam pegangannya. 

Dalam kebingungannya, tiba-tiba datang seorang istri mubaligh membesuk suaminya ditemani seorang ibu yang belum Bu Kania kenal. Obrolan hangat sedikit membuyarkan kebingungan Bu Kania. Tanpa diduga, ibu tersebut menyodorkan sebuah amplop ke tangannya yang berisi uang sebanyak Rp 500.000. Bu Kania tak kuasa menahan air matanya, lagi-lagi Allah menurunkan pertolongan-Nya dengan cara yang tidak disangka-sangka. 

Dengan kejadian tersebut Bu Kania semakin disadarkan bahwa pengorbanan harta yang dikeluarkan dengan ikhlas karena Allah Ta’ala merupakan tabungan yang suatu saat akan menjadi pertolongan bagi diri. Allah tidak menilai dari seberapa banyak yang bisa kita korbankan, melainkan dari seberapa ikhlasnya hati kita memberikan.

Meski dengan segala usaha dan upaya, untuk pengobatan serta perawatan sang suami harus berhenti lalu berakhir dengan sebuah kehilangan. Bu Kania harus ikhlas, ia sadar akan ketetapan-Nya adalah sebuah cara yang terbaik. Sejak saat itu, Bu Kania semakin yakin pertolongan dan berkah dari membayar pengorbanan. 

Ya, sejatinya dalam keadaan apapun, janganlah merasa takut akan kekurangan ataupun kemiskinan hanya dengan berkorban di jalan Allah serta mendahulukan hak-Nya di atas segalanya. Sebab, dari segala yang telah Allah rezekikan kepada kita, tidak pernah ternilai luasnya. Bahkan, jika harus menghitung udara yang bisa kita hirup setiap saat pun, kita tidak akan mampu menghitungnya.

Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an, “Makanlah buah-buahan apabila ia berbuah dan berikanlah hak-Nya pada hari panennya dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” [2]

Memang tidak dapat dipungkiri, dalam setiap pengorbanan harta, seorang Muslim selalu dihadapkan pada gejolak batin yang luar biasa. Pada saat itu terjadi pergulatan antara kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai makhluk dengan hak Allah Ta’ala. Tak sedikit yang memilih untuk memenangkan kebutuhannya di atas hak Allah Ta’ala.

Tapi ingatlah saat kita mendahulukan hak Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala sendiri yang akan memenangkan kita dengan pertolongan khas-Nya.

 

Referensi:

[1] QS. At-Talaq 65: 15

[2] QS.Al-An’am 6: 142

Visits: 96

Cucu Komariah

1 thought on “Merayu Allah Ta’ala Melalui Pengorbanan Harta

  1. Masha Allah Bu Cucu, cerita yg menggugah hati😍 Allah SWT tidak akan membiarkan hambaNya yg ingat padaNya kan😊 jazakumullah ibu kisahnya 🙏

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *