Kebaikan yang Meliputi Semua Makhluk

Alkisah seorang bapak tua tengah menindik telinga sapinya yang baru saja lepas sapih dari induknya. Cucunya yang masih kecil merasa penasaran dengan apa yang dilakukan oleh kakeknya. Rasa penasaran pun berbuntut pertanyaan. 

“Kek, Kakek sedang apa?” tanya cucunya. Sambil memandang sekilas ke arah datangnya suara, sang kakek menjawab, “Kakek sedang menandai anak sapi, biar tidak tertukar dengan yang lainnya. Maklum sapi Kakek, kan, banyak.”

“Mengapa tandanya disimpan di telinga, Kek?” tanyanya lagi penuh selidik.

“O, biar tidak terlalu menyakitinya dan nanti kalau kulitnya dijual, nilai jualnya tetap tinggi jadi tidak menurunkan harganya,” terang kakek menjelaskan sambil tetap melanjutkan pekerjaannya. 

Kisah di atas mengingatkan kita bahwa ternyata hubungan manusia tidak hanya sebatas dengan Tuhan dan sesama manusia, melainkan dengan alam dan makhluk lainnya, termasuk binatang. Keseimbangan hubungan tersebut akan menciptakan harmoni yang selaras di alam semesta. Sehingga, akan memelihara keberlanjutan kehidupan di muka bumi. 

Islam tidak saja mengatur hubungan dengan Tuhan serta mengatur hubungan dengan sesama manusia, akan tetapi juga mengatur bagaimana berhubungan dengan alam termasuk binatang di dalamnya.

Dunia peternakan modern sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan peradaban Islam. Salah satu contoh bukti tersebut ada tercantum dalam sahih Abu Daud dan Tirmidzi yang dituliskan oleh Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra.

Sekali peristiwa, Rasulullah saw. melihat seekor keledai yang sedang dicap bakar di mukanya. Beliau menyatakan bahwa orang-orang Romawi berbuat serupa itu untuk menandai dan mengenal bintang trah mereka. Rasulullah saw. bersabda bahwa karena muka itu bagian badan yang sangat peka , maka binatang itu tidak boleh dicap bakar di mukanya dan jikapun hal itu perlu dilakukan, caplah di bagian pahanya saja. [1]

Seiring perkembangan dunia peternakan, pemberian tanda masa kini lebih banyak dilakukan tindik di telinga. Selain tidak menyakiti binatang ternak, hal ini pun bisa meningkatkan nilai jual kulit ternak tersebut.

Ternyata, kalau kita cermati, seharusnya apabila umat Islam benar-benar memahami dan menjalankan apa yang tertera dalam Al-Qur’an dan dalam sunnah serta hadits nabi, maka sudah sejak lama Islam akan menjadi pemegang kendali dalam hal apapun. Buktinya Rasulullah saw. sudah memberikan tuntunan ini sejak Islam lahir.

Hadits lain menerangkan dengan lebih lanjut, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila kalian melalui padang rumput yang subur maka berilah hak unta (merumput) dari rerumputan di bumi, dan bila kamu berjalan di musim kemarau maka percepatlah perjalananmu (agar cepat sampai tujuan), dan bersegeralah sebelum habis sumsumnya. Dan bila kamu kamu istirahat dalam perjalanan malam hari maka jauhilah jalan raya, karena jalan raya itu tempat lewat hewan kendaraan dan bintang-bintang kamu di waktu malam.” [2]

Hadits di atas memberikan gambaran bagaimana kecintaan dan kasih sayang Rasulullah saw, bukan saja terhadap sesama manusia tetapi juga meliputi binatang. Sungguh kasih sayang yang begitu sempurna dan tidak ada tara bandingannya. Sudah selayaknya kita sebagai umatnya untuk mencontoh dan menerapkan dalam kehidupan ini. 

Tak heran bila Masih Mau’ud as bersabda, “Moral yang baik adalah kunci perbuatan-perbuatan baik yang lain, dan mereka yang tidak menjaga moral tetap baik, akhirnya menjadi kosong sama sekali dari perbuatan-perbuatan baik.” [3] Ternyata kebaikan memang tak berbatas. Sehingga kebaikan akan bermuara pada moral insan yang memilikinya.

 

Referensi:

[1] Riwayat Hidup Rasulullah saw., hal 277-278

[2] HR. Muslim 

[3] Malfuzat, Vol. II, hal. 75

Visits: 54

Erah Sahiba

1 thought on “Kebaikan yang Meliputi Semua Makhluk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *