Raihlah Tawadhu dan Id yang Hakiki Lewat Perbaikan Shalat

Ramadan telah berlalu, tetapi kenikmatan dalam beribadah harus terus dipelihara! Ibadah itu memantikkan dua rasa, yaitu takut dan rasa cinta.

Kecintaan akan ibadah harus tetap dikobarkan dan jangan sampai ia dibiarkan membeku. Bila tidak ada lagi kepedulian terhadap ibadah maka lambat laun kenikmatan itu akan serta merta menghilang.

Raga bisa merasakan kenikmatan apabila badan dalam keadaan sehat, karena semua jiwa di dunia ini telah Allah tanamkan suatu kelezatan. Namun apabila sakit mendera maka segala kenikmatan telak bisa lagi kita rasakan. Walaupun berbaring di kasur yang nyaman, badan tetap merasa nyeri dan walaupun disuguhi madu yang lezat, mulut tetap terasa pahit.
Ini pun sama dengan perkara ibadah, apabila sarana perbincangan kita dengan Allah swt Ini tidak mendatangkan kenikmatan ibadah. Maka penyakit apa yang menyerang jiwa kita?

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. dalam khutbah Idul Fitri bersabda:
“Kalian harus memperbaiki pelaksanaan shalat dengan sebaik-baiknya. Jika kalian berdiri, maka hendaklah posisi kalian jelas-jelas menginformasikan bahwa kalian tengah berdiri dengan penuh tawaduk dalam menaati Allah Ta’ala; ketika kalian rukuk, nyatakanlah bahwa hati kalian sedang rukuk dan apabila kalian bersujud, maka kalian hendaklah bersujud seperti orang yang hatinya dalam kondisi sakit. Dan hendaklah kalian berdoa dalam shalat untuk agama kalian dan dunia kalian. Jadi, kalau kita meraih corak shalat seperti ini, maka hari-hari kita akan menjadi Id hakiki bagi kita.” [1]

Ramadan adalah latihan untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. Jadi bila latihan usai, kini waktunya tiba untuk menerapkan segala kebaikan yang telah dikerjakan. Terutama shalat. Teruslah berdoa agar Allah memberikan kenikmatan dalam shalat. Yuk, perbaiki shalat! Raih kenikmatannya.

Referensi:
[1] Khutbah Idul Fitri 14 Mei 2011

Visits: 34

Erah Sahiba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *