
Keistimewaan Syawal: Bagai Puasa Sepanjang Masa
Dikisahkan seorang ulama bernama Sufyan Ats-Tsauri, beliau bermukim di Mekkah selama tiga tahun. Ada seorang lelaki penduduk Mekkah yang setiap hari datang ke mesjid waktu siang hari. Ia thawaf dan shalat dua rakaat kemudian salam kepadanya, lalu pulang ke rumahnya. Maka, terjalinlah keakraban dan kasih sayang diantara keduanya.
Pada suatu hari ia sakit dan memanggil Sufyan Ats-Tsauri, lalu berkata,
“Jika aku meninggal mandikanlah aku dengan tanganmu sendiri dan shalatkanlah aku, kuburkanlah aku dan jangan kau tinggalkan aku sendirian pada malam itu dalam kuburku lalu talqinlah (ajarkanlah/bimbinglah) aku ketika ditanyai malaikat Munkar dan Nakir.”
Maka beliau pun menyanggupinya. Dan ketika ia meninggal beliau laksanakan apa yang diperintahkan dan bermalam dikuburannya. Lalu diantara keadaan tidur dan sadar beliau mendengar suara tanpa rupa dari atasnya yang mengatakan,
“Wahai Sufyan, tidak dibutuhkan penjagaan, talqin dan perhatian kasih sayangmu, karena Aku sudah memperhatikan dan menalqinnya.”
Kemudian Sufyan bertanya,
“Dengan apa?”
Maka dijawab,
“Dengan puasanya di bulan Ramadan lalu ditambahkan puasa enam hari pada bulan Syawal.”
Akhirnya beliau terbangun tetapi tidak melihat siapapun.
Lalu beliau segera berwudhu dan shalat sampai tertidur kembali. Dan, di dalam tidurnya melihat kejadian serupa (mendengar suara tanpa rupa), itu terjadi sampai tiga kali. Maka beliau tahu, bahwa suara tanpa rupa itu datangnya dari Allah SWT. Bukan dari setan. Kemudian beliau pergi meninggalkan kuburannya dan berdoa,
“Yaa Allah, berilah aku taufik-Mu untuk bisa mengerjakan puasa Syawal dengan anugerah-Mu dan kemurahan-Mu.” [1]
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah tersebut adalah bahwa Allah SWT. Akan memberikan kasih sayang serta ampunan kepada orang yang ikhlas menjalankan ibadah puasa Ramadan lalu ditambahkannya puasa selama enam hari di bulan Syawal dengan niat tulus, ikhlas semata-mata karena ingin meraih keridhaan-Nya.
Selain itu bagi orang yang melaksanakan puasa di bulan Syawal juga akan mendapatkan pahala berpuasa selama setahun. Sebagaimana dari Abi Ayyub Al-Anshari ra., bahwa Hadhrat Rasulullah saw. Bersabda, “Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa.” [2]
Begitu besar nikmat dan karunia Allah SWT. kepada para hamba-Nya dengan menyediakan banyak sarana untuk beribadah kepada-Nya. Selain shalat lima waktu, membaca dan memahami keagungan Al-Qur’an, zakat fitrah dan bersedekah, bahkan selama bulan Ramadan pun umat Islam diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa. Namun ternyata ada berbagai macam puasa yang dapat dilakukan setelah bulan Ramadan, salah satunya adalah puasa Syawal.
Lalu apakah yang dimaksud dengan puasa Syawal? Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dikerjakan selama enam hari setelah hari Raya Idul Fitri. Umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa Syawal mulai tanggal 2 Syawal, hingga genap 6 hari.
Tentu kita juga sebagai umat Muslim ingin mengetahui, apa saja keutamaan yang diperoleh dari melaksanakan puasa Syawal. Ada lima keutamaan apabila kita melaksanakan puasa tersebut, diantaranya:
Sebagai penyempurna terhadap puasa Ramadan.
Pahala puasa Syawal akan menyempurnakan pahala puasa setahun.
Sebagai pertanda diterimanya ibadah puasa di bulan Ramadan, sebab dengan melanjutkan puasa Syawal menunjukan bahwa Allah SWT. telah memberikan anugerah kepada umat-Nya. Apabila amalan itu diterima untuk meneruskan kebaikan yang telah dilakukan.
Sebagai perwujudan rasa Syukur umat Islam terhadap Allah SWT. atas segala bentuk anugerah yang telah dilimpahkan ketika bulan Ramadan seperti puasa, Qiyamul lail, zakat dan lainnnya.
Tidak memutuskan ibadah di bulan Ramadan dengan melakukan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dapat diartikan bahwa ibadah yang telah dilakukan di bulan Ramadan tidak akan terputus meskipun bulan suci telah berlalu. [3]
Itulah lima keutamaan dari melaksanakan puasa di bulan Syawal yang tentunya dapat kita amalkan untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya serta ampunan dari Allah SWT., baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Mari lanjutkan semangat ibadah puasa Ramadan dengan meningkatkan kualitas ibadah untuk meraih kedekatan diri kepada Sang pencipta. Jadilah orang yang rajin beribadah, agar mendapatkan hati yang hidup dalam kedamaian serta penuh kekuatan.
Referensi:
[1] https//www detik.com, Sufyan Ats-Tsauri dan Ahli Puasa
[2] HR. Jama’ah ahli hadits dan An-Nasa’i
[3] https//www detik.com
Visits: 68