PINTU GERBANG KEMAJUAN ZAMAN : PENDIDIKAN DAN DISIPLIN ANAK

Cinta dan kasih sayang seorang ibu pada anaknya adalah cinta sejati. Cinta dan kasih sayang tanpa syarat yang hanya memberi tanpa meminta imbalan. 

Cinta dan kasih sayang yang dengan penuh kesadaran, kesadaran akan tanggung jawabnya untuk membimbing, mendidik, mendampingi, dan memberikan yang terbaik. 

Kesalahan adalah peluang untuk menjadi benar, dari kesalahan kita belajar untuk memperbaiki. Tidak ada satupun manusia yang tidak pernah berbuat kesalahan. 

Namun jika kita membenarkan dan membela kesalahan yang diperbuat oleh anak kita, maka satu saat ketika mereka dewasa nanti bisa jadi kita harus menyewa pengacara untuk membelanya. 

Disitulah letak pentingnya kita mengajarkan anak-anak kita sedini mungkin tentang disiplin.

Disiplin bukanlah kekerasan pada anak.

Disiplin adalah sikap taat dan patuh terhadap peraturan, norma, atau nilai yang berlaku, serta kemampuan untuk mengendalikan diri. Disiplin dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, tentunya di mulai dari rumah dan dari hal-hal yang tampaknya kecil namun penuh makna untuk menjadi bekal bagi menjalankan kehidupan seorang anak di kemudian hari. 

Disiplin antara lain menghormati dan menghargai peraturan, menegakkan peraturan, tidak mengelak tanggung jawab, mampu menjalaninya, tidak menolak sanksi apabila melanggar kewajiban. 

Adapun manfaat dari disiplin adalah membantu mencapai tujuan, menjadi versi terbaik dari diri sendiri, membantu fokus dan berpegang pada rencana, membantu mengendalikan diri, membantu menciptakan ketertiban dan pengendalian diri. 

Kita bisa memulai dari disiplin waktu tidur, jika kita mendisiplinkan waktu tidur malam pada anak, maka anak akan otomatis terbiasa tidur di jam yang sama dan akan bangun keesokan paginya di jam yang sama. Ketika anak sudah memasuki masa sekolah maka ia akan dengan sendirinya terbiasa mengikuti pola ini.

Dan pola ini akan berulang terus sampai pada masa ketika mereka kuliah dan bekerja.

Disiplin dan sopan santun di meja makan, dengan mendisiplinkan anak-anak sedini mungkin duduk dan makan di meja makan. Ada banyak hal yang dapat kita ajarkan, dimulai dengan berdoa terlebih dahulu tentunya untuk mengucap syukur akan makanan yang telah tersedia. Mengambil makanan, disini kita dapat mengajarkan untuk tidak serakah, mengambil makanan secukupnya. Mengajarkan berbagi dengan anggota keluarga lainnya. Tidak mendentingkan sendok dan garpu ketika menyendok makanan dalam piring, ini mengajarkan untuk tidak bersuara ketika menjalankan suatu pekerjaan kecuali hanya lakukan saja. Ketika makanan telah masuk ke dalam mulut ajarkan anak-anak untuk menutup mulut, mengunyahnya dengan mulut tertutup dan tidak mengeluarkan suara juga tidak berbicara pada saat mulut sedang dipenuhi dengan makanan.

Menghabiskan makanan yang sudah diambil yang ada dalam piring, dan tidak meninggalkan walau hanya 1 butir nasi. Di bawah alam sadar kita sedang mengajarkan pada anak-anak untuk selalu menyelesaikan sampai tuntas apapun yang sudah kita mulai.

Setelah makanan habis, membalikkan sendok dan garpu sambil menyucap syukur. Ini seperti bersyukur ketika mereka telah dapat menyelesaikan apapun yang mereka kerjakan nanti.

Dan ketika ingin bangun meninggalkan meja makan sementara yang lain masih dalam keadaan makan, hendaknya mengucapkan “saya permisi meninggalkan meja makan terlebih dahulu.

3 kata ajaib yang harus didisiplinkan diajarkan pada anak sedini mungkin untuk selalu diucapkan adalah : tolong, terima kasih, dan maaf.

Ajarkan anak-anak kita untuk selalu meminta tolong terlebih dahulu apabila meminta sesuatu, dan mengucapkan terima kasih setelah mendapatkan pertolongan atau sesuatu sekecil apapun bentuknya.

Meminta maaf yang bukan hanya kata-kata, tetapi diiringi dengan penyesalan dan niat untuk tidak mengulanginya. Dan ke 3 kata ajaib ini harus berlaku bagi siapapun. Baik itu yang lebih muda maupun yang lebih tua, baik itu penguasa ataupun pesuruh.

 IF YOU DEFEND YOUR CHILDREN MISBEHAVIOR, ONE DAY YOU WILL HIRE A LAWYER TO DEFEND THEIR CRIMES. DISCIPLINE IS NOT A CHILD ABUSE

Jika kita membenarkan/membela kesalahan yang di buat oleh anak kita dari pada menjelaskan pada mereka bahwa membuat kesalahan adalah peluang untuk menjadi benar, jadi ayo perbaiki lagi, yang benar adalah seperti ini. Meluangkan waktu untuk menjelaskan pada anak. Sampai mereka betul-betul paham dan dapat mengaplikasikannya dengan benar, ini adalah disiplin, bukanya kekerasan pada anak. 

Berapa sering kita mendengar seumpama jika ada anak yang terjatuh dan kepalanya terbentur meja, maka kalimat yang sering kita dengar adalah, “Cup, cup, cup, sayaang pukul ya mejanya, mejanya nakal ya

Sungguh amat menyedihkan, apa yang sedang kita ajarkan pada anak-anak kita?

Bukannya menjelaskan dengan belaian penuh kasih “ nak, kalau jalan jangan sambil berlari, hati-hati lihat kedepan”, tetapi malah menyalahkan yang lain.

Apa yang terjadi jika kita tidak mendisiplinkan hal ini? Maka jangan heran jika mereka dewasa bisa jadi kita akan menyewa seorang pengacara untuk membela kesalahan/kejahatan yang mereka lakukan.

Inilah pentingnya pendidikan bagi para calon orang tua, terutama calon ibu, mereka harus mendapatkan bekal pendidikan sebelum mereka menjadi orang tua. Agar dimasa yang akan datang tidak ada lagi kesalahan/kejahatan yang dilakukan secara sadar.

Visits: 47

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *