
LEMBAGA TAHRIK JADID : JEMBATAN BERLIKU MENUJU EKONOMI SYARIAH
Dalam lembaran sejarah gerakan pembaruan Islam abad ke-20, satu nama menonjol sebagai arsitek visi masa depan umat yaitu Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad. Sebagai Khalifatul Masih II ra. Dalam Jemaat Ahmadiyah, Beliau bukan hanya pemimpin spiritual, melainkan juga visioner yang memandang jauh ke depan, merancang sistem sosial ekonomi yang selaras dengan prinsip-prinsip Islam. Dan salah satu warisan pemikiran beliau yang monumental adalah Tahrik Jadid, sebuah lembaga yang menjadi jembatan berliku namun kokoh menuju terwujudnya ekonomi syariah.
Didirikan pada tahun 1934 dalam situasi dunia yang dilanda kekacauan setelah Perang Dunia I dan menuju perang berikutnya, Tahrik Jadid bukanlah sebatas ajakan donasi atau pengumpulan dana saja. Ia merupakan gerakan kesadaran, revolusi mental, dan sistem ekonomi alternatif yang berpijak pada nilai-nilai ketauhidan, pengorbanan, dan keadilan sosial. Dalam bukunya Tatanan Dunia Baru Menurut Islam, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. menekankan pentingnya membangun masyarakat Islam yang tidak terjerat sistem kapitalisme maupun sosialisme sekuler, tetapi menjunjung tinggi keadilan ekonomi berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah.
Narasi Tahrik Jadid bukanlah tanpa tantangan. Ia ibarat jembatan berliku yang dibangun di atas sungai deras peradaban materialistik. Umat diminta untuk berkorban bukan karena melimpah harta, tetapi justru karena sempitnya rezeki. Mereka diajak untuk memberi demi dakwah, demi pendidikan, demi pembangunan masjid dan sekolah, bahkan ketika dapur mereka sendiri belum tentu berisi. Namun disitulah letak keajaiban dari Tahrik Jadid, yaitu sebuah gerakan yang membentuk karakter, bukan hanya mengisi kas.
Baca juga :
https://islamrahmah.id/tahrik-jadid-nikmat-pengorbanan-di-jalan-allah/
Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. dalam pidato-pidatonya yang kini dibukukan dalam Khutbat-e-Mahmud, mengajarkan bahwa ekonomi Islam tidak lahir dari surplus, tapi dari semangat pengorbanan. Ia menolak ketergantungan pada kekuatan asing, dan menekankan pentingnya kemandirian umat melalui kontribusi pribadi, sekecil apapun itu. Sistem keuangan Tahrik Jadid memperkenalkan konsep tabungan berbasis niat, perencanaan jangka panjang, dan tanggung jawab kolektif. Di sinilah ekonomi syariah menemukan jalannya: bukan melalui regulasi semata, tapi melalui kesadaran spiritual dan disiplin kolektif. [1]
Baca juga :
Kini, lebih dari delapan dekade berlalu, Tahrik Jadid telah mengakar ke berbagai penjuru dunia. Masjid berdiri di tanah-tanah yang dulu asing dengan adzan, sekolah dan rumah sakit melayani komunitas tanpa pamrih, dan ekonomi berbasis syariah mulai mengambil bentuknya yang nyata tidak lagi sekadar teori dalam ruang kuliah, tapi praktik hidup dalam komunitas global.
Lembaga Tahrik Jadid bukanlah institusi biasa. Ia adalah merupakan perjalanan spiritual, sosial, dan ekonomi umat menuju kebangkitan. Ia mengajarkan bahwa untuk sampai ke seberang jembatan ekonomi syariah, umat harus rela menapaki jalan berliku, menahan ego, dan mempercayai janji Allah bahwa setiap harta yang dikorbankan karena-Nya, akan diganti dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Referensi :
[1] Khutbat-e-Mahmud
Visits: 52
Masya Allah, semoga Allah SWT mudahkan gerakan pengorbanan ini aaamiin 🤲🏻