TEGAKKAN TOLERANSI, CIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA

Toleransi merupakan salah salah satu sikap yang beriringan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Karena pada dasarnya, Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, keadilan, cinta kasih serta toleransi. Toleransi tak ubahnya sebuah bangunan yang diperkokoh oleh satu dengan lainnya. Sebuah bangunan tidak akan dapat berdiri tegak hanya dengan kerja keras dari satu orang saja namun bangunan yang kokoh akan tercipta dari banyak pihak yang terlibat.

Sebagaimana yang tertera dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abi Musa ra. bahwa Hadhrat Rasulullah saw. bersabda:

“Hubungan orang mukmin dengan orang mukmin yang lain bagaikan satu bangunan yang saling memperkokoh satu sama lain.” [1]

Di zaman yang serba modern ini, banyak konten media sosial yang menggaungkan tentang nilai-nilai toleransi kepada umat beragama, namun tidak sedikit pula berbagai tindakan yang mencoreng upaya kerukunan dalam bermasyarakat ini. Padahal jika ditilik lebih jauh, adanya toleransi menjadikan bumi ini semakin damai, aman dan tentram. Tidak akan ada lagi yang namanya perselisihan dan perpecahan bahkan dengan toleransi dapat tercipta sebuah perdamaian dunia.

Seperti yang pernah disampaikan oleh seorang Imam Katolik, Romo Franz Magnis-Suseno, bahwasannya:

“Kita tidak bisa hidup damai bila kita tidak saling menghargai perbedaan. Toleransi adalah jalan menuju kemanusiaan.”

Jauh sebelum beliau menyatakan hal ini, Islam telah menjabarkan lebih dulu arti toleransi serta cinta kasih kepada sesama dalam surah pertama Al-Qur’an, bahwa Dia adalah Tuhan seluruh alam, Wujud yang menyediakan dan memelihara seluruh umat manusia. Ini artinya Allah SWT. merupakan Penyedia dan Pemelihara semua orang, tidak peduli apa keyakinan atau agama mereka. Karena rahmat dan kasih sayang-Nya, maka semua orang mendapatkan berkah dan buah di dunia, bahkan mereka yang mengingkari wujud Allah atau tidak beragama sekalipun. Oleh karena itu, setiap Al-Qur’an menyatakan bahwa Allah adalah ‘Tuhan semesta alam’, Al-Qur’an juga menyatakan bahwa Dia adalah Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

Al-Qur’an juga telah menyatakan, bahwa Hadhrat Nabi Muhammad saw. ‘rahmat bagi semua manusia.’ Tanpa diragukan lagi, sepanjang hidupnya, beliau saw. mewujudkan cinta dan hormat yang luar biasa kepada semua orang. Hati beliau yang murni nan mulia itu dipenuhi dengan kasih sayang, dan setiap saat beliau berupaya melakukan perbaikan bagi umat manusia serta meringankan penderitaan orang lain. Beliau mengajarkan para pengikutnya untuk menghormati dan menghargai semua orang.

Sebagai contoh, pada satu kesempatan Hadhrat Nabi Muhammad saw. yang sedang duduk segera berdiri sebagai tanda penghormatan ketika beliau melihat ada prosesi pemakaman. Setelah itu, salah seorang sahabat mengatakan bahwa jenazah itu adalah orang Yahudi, bukan seorang Muslim. Mendengar ini, Hadhrat Nabi Muhammad saw. bersabda, “apakah dia bukan manusia?” [*]

Ini menjadi bukti bagaimana kecintaan Hadhrat Rasulullah saw. kepada semua umat manusia. Hal ini juga menunjukkan bagaimana beliau memberikan teladan kebaikan kepada seluruh pengikutnya untuk memperlakukan semua orang yang berbeda agama dan keyakinan dengan cinta kasih.

Contoh toleransi Hadhrat Rasulullah saw. adalah ketika Delegasi Kristen dari kota Najran datang bertemu di Madinah. Selang beberapa waktu, orang-orang Kristen mulai gelisah dan beliau saw. bertanya apakah ada sesuatu yang salah. Orang-orang Kristen memberi tahu bahwa waktunya sudah tiba bagi mereka untuk ibadah kebaktian. Hadhrat Rasulullah saw. mempersilakan orang-orang Kristen untuk beribadah di masjid sesuai dengan tata cara dan kebiasaan mereka. [*]

Melalui sikap mulia dan murah hati ini, Hadhrat Rasulullah saw. telah memberikan contoh toleransi, kebebasan beragama dan beribadah kepada semua orang.

Hal ini jugalah yang diajarkan oleh pendiri jemaah Ahmadiyah serta khalifahnya untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, toleransi, cinta kasih kepada sesama sehingga akan terciptanya perdamaian dunia dan kehidupan yang lebih baik untuk semua umat manusia.

Dalam pidatonya pada peresmian Masjid Masroor, South Virginia, USA, 3 November 2018, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba., berpesan:

“Kita memiliki tanggung jawab untuk mewariskan dunia yang damai dan makmur bagi generasi selanjutnya. Untuk mencapai tujuan besar ini kita harus mengeluarkan semua energi untuk memperjuangkan perdamaian. Prinsip dasar Islam adalah untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada semua agama dan pendirinya. Seperti telah saya sampaikan di awal, kami meyakini semua nabi, sehingga Muslim sejati tidak mungkin menentang mereka atau ajaran mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita menghormati keyakinan atau agama orang lain, terlepas dari ras atau status sosial seseorang.”

Semoga kita semua dapat mengamalkan serta menerapkan setiap ajaran kebaikan Hadhrat Rasulullah saw. dengan sebaik-baiknya sehingga kita semua dapat saling menghargai, saling mengasihi hingga terciptanya dunia yang damai untuk kita semua.

Referensi:

[*] https://ahmadiyah.id/toleransi-beragama-dan-kebebasan-dalam-islam.html?amp

Views: 17

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *