
EPISODE EMAS BERKAH CORONA (bagian 2)
Usahakanlah untuk selalu memandang seseorang atau sesuatu dari sisi baiknya supaya hidupmu berkah dan nyaman
(Kata orang bijak)
Stay at home in 14 days dan work from home bukan hal mudah bagi sebagian orang. Tiba-tiba serasa disekap dan terpenjara di rumah sendiri. Ungkapan rasa jenuh mulai bermunculan. Rasa rindu kepada keluarga jauh, teman, siswa, komunitas mulai menyeruak di hati. Tele conference meeting menjadi salah satu obat silaturahmi saat sinyal bersahabat. Yang gaptek ngedadak belajar teleconference demi kebutuhan.
Corona ternyata mengajarkan banyak pelajaran positif. Biasanya keluarga yang berpencar aktivitas hanya bisa bertemu ketika hari larut malam sekarang jadi bisa berkumpul 24 jam dengan produktif. Anggota keluarga pun bisa merasakan sebagai keluarga seutuhnya. Shalat yang asalnya di tempat yang berbeda kini bisa berjamaah sekeluarga di kelima waktu shalat. Corona telah mengembalikan ayah, ibu, dan anak ke rumahnya setelah selama ini ayah seakan hilang ditelan kesibukan kantor, ibu tenggelam dalam karirnya di luar, anak asyik berkeliaran di warnet.
Meski empat belas hari karunia langka ini namun harus disyukuri. Harus dinikmati. Ini episode hidup yang sungguh langka. Bila kejenuhan mulai melanda, anggap saja ini saat tepat untuk beritikaf. Menjauhkan diri sejenak dari hirup pikuk dunia dan umat manusianya dan berdekatan berdua dengan sang pencipta dalam ketakutan dan hanya bisa pasrah bulat pada Allah SWT. Full ibadah penuh cinta padaNya.
Ketika maut serasa terus membayangi di depan mata bak menghitung waktu giliran tiba. Bila itu terjadi apalah daya kita. Bukan kematian yang akan menyergap yang harus dicemaskan tapi sudahkah menghiasi hari-hari dalam hidup ini dengan indahnya itikaf?
Tantangan masa Fourteen days at home for itikaf?
Ayo…siapa takut!
Kapan lagi kalau bukan saat emas ini.
Jenuh hilang, cinta padaNya pun tumbuh lebat.
Anggap saja latihan pra ramadhan.
Visits: 47