KONSEP SOCIAL DISTANCING SESUAI AJARAN ISLAM

Siapa yang bisa menahan rindu yang tengah membuncah hingga ke ubun-ubun? Apalagi saat mereka yang dirindukan sedang sakit dan memerlukan kita di sampingnya? Hingga rindu tersebut benar-benar mengiris nurani seorang ibu sekaligus nenek.

Sang ibu sekaligus nenek hanya bisa merasakan rasa sakit anak dan cucu dari jauh. Dari sebuah kejauhan yang membuat suasana yang serba “lockdown” ini makin terasa.

Sejak WHO mengumumkan wabah corona sebagai pandemic salah satu upaya yang efektif dan sudah dilakukan di beberapa negara untuk menghentikan laju penyebaran covid-19 adalah dengan menerapkan “social distancing” atau pembatasan sosial atau jarak sosial.

Pro-kontra di permulaan datang silih berganti. Banyak pihak yang menyepelekan, menganggap dirinya sehat dan bugar, lantas berasumsi takkan kena covid-19.

Apalagi, ketika MUI memberikan fatwa shalat Jumat ditiadakan. Tentu, fatwa ini menuai pro-kontra dimana-mana. Hingga suara-suara yang berpotensi ketakaburan pun muncul dimana-mana. Katanya, lebih takut Allah atau covid-19?

Padahal, dalam sebuah hadist, Rasulullah saw pernah bersabda:

‏ لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ

Artinya: “Jangan kamu terus-menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta.” (HR Bukhari)

Pesan yang termaktub dari hadits di atas amat jelas dan terang bahwa kita perlu melakukan “social distancing” atas suatu penyakit yang bisa menular.

Nabi Muhammad saw juga pernah memperingatkan umatnya untuk tidak dekat dengan wilayah yang sedang terkena wabah. Dan sebaliknya jika berada di tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar.

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR. Bukhari)

Petunjuk beberkat dari Rasulullah saw ini sudah sesuai dengan konsep penanganan wabah corona saat itu, yakni “social distancing” dan “lockdown”.

Allah memang Maha Kuasa. Tapi Dia juga telah menetapkan hukum-hukumnya di atas bumi ini. Misal, kalau mau sehat ya olahraga, makan makanan yang sehat dan bergizi. Rajin ibadah, tapi tidak memperhatikan pola hidup sehat, ya pasti sakit juga.

Kita dilarang sombong dan menguji Tuhan. Jangan nekad untuk menerobos aturan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah. Kita berusaha taat dan tawakkal. Serta perbanyak doa agar Allah melindungi orang-orang yang kita sayangi termasuk seluruh umat manusia.

Doakan mereka yang berada di garda terdepan dalam penanggulanngan bencana luar biasa ini agar senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan untuk mengatasi musibah ini hingga tuntas. Doakan juga setiap kita, agar bisa terhindar dari wabah yang telah menjangkiti

Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadits disebutkan janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit.

‏ الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

Artinya: “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). ( HR. Bukhari)

Semoga kita semua mendapatkan perlindungan yang istimewa dari Allah SWT. Aamiin.

 

#YNHY KALTIM

Visits: 48

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *