
RAIH BINTANG SEBANYAK MUNGKIN, WALAUPUN LANGIT SEDANG GELAP
Langit mulai berubah warna keabuan, suara gemuruh mulai menyergap bersama halilintar menyilaukan. Gemercik air langit mulai membasahi tanah, menyisakan bau khas hujan kala itu.
Dimusim penghujan ini, Indonesia kedatangan tamu yang tak diinginkan keberadaannya. Namanya Covid-19. Baru mendengarnya saja, bulu kuduk jadi merinding. Apalagi harus berurusan dengannya.
Ia sudah menyebar dimana-mana. Dalam tempo yang amat singkat, covid-19 sudah masuk ke dalam wabah berkategori pandemi, yakni menyebar di seluruh dunia.
Lonjakan drastis kasus terinfeksi covid-19 ini menciptakan rasa cemas pada sebagian masyarakat. Belum lagi ketersediaan fasilitas medis yang membuat masyarakat makin was-was. Itulah mengapa banyak tenaga medis yang berguguran.
Belum lagi dengan masyarakat kita. Yang cukup sulit untuk menjalankan himbauan pemerintah untuk tetap di rumah saja dan jaga jarak. Padahal, edukasi ini mampu menghambat laju penyebaran virus tersebut.
Covid-19 merupakan virus yang sangat mudah penularannya, sehingga harus cermat dalam menyikapi pandemi ini. Harus adan upaya-upaya awal pencegahan yang kita lakukan salah satunya hidup bersih, dengan cara cuci tangan menggunakan sabun dengan benar. Menggunakan masker saat bepergian dan lain sebagainya.
Pro-kontra seputar lockdown menjadi hangat di masyarakat. Banyak pihak yang menginginkan agar negara ini di-lockdown saja agar penyebaran covid-19 terputus.
Jika itu terjadi, bagaimana nasib mereka yang merupakan buruh harian. Seperti penjual makanan, tukang sayur dan sembako, supir angkot, juga pengemudi ojol. Lockdown menjadi pilihan yang sangat dilematis bagi kita.
Di jaman Nabi pernah terjadi wabah virus juga. Dimana Nabi menghimbau untuk me-lockdown daerah tersebut, sebagai salah satu upaya pencegahan penularan virus. Hadits yang dinarasikan Abdullah bin ‘Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan.
أَنَّ عُمَرَ، خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ، فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ، فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ ”
Artinya: Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilayah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).
Sadar tak sadar, kita tahu dalam sebuah perjalanan, tidak semua jalan yang kita lalui itu mulus dan berjalan sesuai kehendak kita. Adakala kita mendapati jalan terjal bebatuan, berlubang, becek atau jembatan reyot.
Jangan kita berpikir sempit atas kebijakan-kebijakan pemerintah terkait Covid-19. Semua ini merupakan upaya yang baik bagi keberlansungan hidup kita demi menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.
Banyak bintang yang dapat kita raih di atas langit. Raihlah bintang sebanyak mungkin, walaupun langit sedang menunjukan sisi gelap. Bukankah itu kesempatan yang bagus agar bintang dapat terlihat lebih terang sinarnya?
Sebenarnya, banyak juga kegiatan bermanfaat yang dapat kita lakukan selagi lockdown, tergantung bagaimana kita menunjukan sisi kreativitas yang kita miliki. Diantaranya membuat game yang mengedukasi terutama bagi anak-anak, buat semenarik mungkin dengan peralatan yang tersedia, beri warna pada setiap permainan agar anak dapat mengingat lebih tajam dan mudah untuk dipahami.
Jadikan waktu bersama dengan keluarga, menjadi lebih berharga dengan kehangatan pada setiap sentuhan.
Visits: 44