
AGAMA: SEBUAH KEBUTUHAN HIDUP
Agama dapat diibaratkan sebagai sebuah jembatan lurus bagi kehidupan manusia. Baik buruknya seseorang tergantung dari bagaimana manusia memaknai agama sebagai jalan hidupnya, dan hanya Islamlah satu-satunya agama yang dapat menjadi jembatan yang lurus tersebut.
Ada hal yang sepatutnya kita pahami dalam beragama (Islam) sebagai jalan hidup terbaik. Bukan hanya kewajiban semata dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya saja, tapi beragama hendaknya dijadikan sebagai sebuah kebutuhan hidup. Laksana udara yang kita butuhkan setiap hari untuk bernafas.
Jika seseorang sudah beragama sebagai kebutuhan hidup, maka semua amalan yang diperintahkan akan dilakukan dengan segenap hati, penuh tanggungjawab dan ikhlas hanya karena Allah SWT.
Mengenai cara melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari diriwayatkan dalam sebuah hadits yaitu:
“Cara beragama yang disukai oleh Allah adalah agama yang dilaksanakan secara terus menerus oleh orangnya” (HR. Muslim).
Ketika amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT sudah menjadi sebuah kebutuhan, maka jika ia meninggalkan atau hanya mengerjakan sesekali, maka hidupnya akan terasa hampa, laksana sebuah lentara jika tak tersedia bahan bakar maka lama-kelamaan lentera itu akan padam.
Contohnya dalam melaksanakan shalat tahajjud. Shalat tahajjud pada dasarnya adalah sebuah shalat sunnat. Ada yang mengerjakan sesekali saja. Sebagian mungkin menganggap shalat tahajjud sebagai sarana pelengkap untuk menyempurnakan shalat wajib. Namun apakah shalat tahajjud itu sudah menjadi kebutuhan hidup kita? Jika sudah, tentu shalat tahajjud itu akan dilakukan terus menerus setiap hari sesuai waktu yang sudah ditentukan.
Jika seseorang sudah merasakan bagaimana nikmatnya melaksanakan shalat tahajjud, maka akan menjadi sebuah kebutuhan hidup yang akan selalu kita laksanakan.
Allah lebih menyukai amalan atau ibadah yang dilakukan secara kontinyu atau terus menerus, bukan hanya dilakukan sesekali saja selagi kita sempat. Sebab pahala yang kita dapatkan akan terus mengalir jika dilakukan secara kontinyu.
Jadi jelaslah mengapa Allah menyukai agama dilakukan secara terus-menerus, secara dawam, tak terlewati sedikitpun, Dan bukan hanya sesekali saja. Allah SWT menghendaki agama dijadikan sebagai jalan hidup dan sebuah kebutuhan tanpa batas.
Visits: 90