
AWALI TAHUN BARU ISLAM DENGAN BERZIKIR KEPADA ALLAH SWT. DAN AMALAN PUASA ASYURA
Al-Muharram (bahasa Arab: ٱلْمُحَرَّم, romanisasi: al-Muḥarram) adalah bulan pertama dalam kalender Islam. Ini adalah salah satu dari empat bulan suci dalam setahun, ketika perang dilarang. Di beberapa tempat, kedatangan bulan Muharram sering dirayakan seperti menyambut tahun baru pada umumnya. Namun, sejatinya dalam bulan Muharram sendiri sebaiknya dirayakan dengan penuh evaluasi diri untuk menuju ke arah yang lebih baik dari setiap jiwa, karena tahun baru merupakan jiwa baru yang harus kita aplikasikan dalam akhlak sehari-hari.
Jika kita mengingat sejarah, ada satu peristiwa di bulan Muharram yaitu peristiwa Karbala, ketika Hadhrat Imam Husain ra., cucu Hadhrat Rasulullah saw. dan keluarga beliau serta beberapa orang yang menyertai beliau telah disyahidkan, yang pada dasarnya merupakan kelanjutan dari peristiwa syahidnya Hadhrat Khalifah Usman ra.
Oleh karena itu, memasuki bulan Muharram tidaklah tepat jika kita memperingatinya dengan gegap gempita keduniawian, kita sebaiknya mengawali tahun baru dengan berzikir kepada Allah SWT.
Pada tanggal 10 Muharram, Hadhrat Rasulullah saw. telah memberikan teladannya, yakni melaksanakan puasa Asyura. Puasa ini telah menjadi sunnah beliau sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Puasa Asyura ini pun, telah dilaksanakan oleh Nabi Musa as. dan diikuti kaumnya. Sebagaimana diceritakan dalam hadits Ibnu Abbas ra. yang termuat dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Diriwayatkan, ketika Hadhrat Rasulullah saw. tiba di Madinah dan menemukan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, beliau berkata kepada mereka, “Apa (pentingnya) hari ini kamu berpuasa pada hari itu?” Mereka berkata, “Ini adalah hari (kepentingan) besar ketika Allah membebaskan Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan Fira’un dan kaumnya, dan Musa berpuasa karena rasa syukur dan kami juga menjalankannya.”
Setelah mendapatkan hal ini, maka Hadhrat Rasulullah saw. pun bersabda bahwa umat Islam lebih dekat dengan amalan ini karena puasa Asyura merupakan puasa yang sudah dilaksanakan umat Islam sebelum diwajibkannya puasa di bulan Ramadhan.
Adapun hikmah dari menjalankan puasa Asyura ini diantaranya, sebagai berikut:
1. Menghapuskan Dosa Setahun yang Lalu
Salah satu keutamaan terbesar dari puasa Asyura adalah diampuninya dosa-dosa selama setahun yang lalu. Dalam sebuah hadis, Hadhrat Rasulullah saw. bersabda,
“Puasa pada hari Asyura (10 Muharram) akan menghapus dosa setahun yang lalu.” [1]
2. Meneladani Sunnah Hadhrat Rasulullah saw.
Karena puasa ini telah menjadi sunnah Hadhrat Rasulullah saw. maka jika kita melanjutkan kebiasaan ini setiap datang tanggal 10 Muharram maka artinya kita telah meneladani sunnah beliau saw. yang bisa mendekatkan kita pada Allah SWT. dan Rasul-Nya.
3. Mendapatkan Pahala yang Besar
Setiap ibadah yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT. akan mendapatkan pahala yang besar.
Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan ibadah ini agar mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT., sebagaimana Nabi Musa as. dan juga Nabi kita yang mulia Hadhrat Rasulullah saw. telah menjalankannya di masa terdahulu.
Semoga seluruh umat Islam di dunia ini, dapat memahami makna dari setiap kehadiran tahun baru sebagaimana kelahiran kembali jiwa fitrah dari setiap manusia yang selalu memperbaiki diri menjadi pribadi yang baik. Aamiin.
Mari kita awali tahun baru Islam ini dengan mengingat Allah SWT., bisa dimulai dengan salat tahajud atau qiyamullail seperti yang termaktub dalam hadits berikut,
“Kalian harus berusaha mengerjakan Qiyamul Lail (bangun di malam hari untuk ibadah, Shalat Tahajjud) juga. Sebab hal itu merupakan cara yang dilakukan oleh orang-orang saleh di masa lampau. Qiyamul Lail adalah sarana untuk meraih qurb Ilahi, dapat mencegah manusia dari dosa-dosa, menghapuskan keburukan-keburukan dan menyelamatkan manusia dari penyakit-penyakit jasmani juga.” [2]
Referensi:
[1] HR. Bukhari no. 2004, HR. Muslim no. 1130
[2] Sunan at-Tirmidzi, Kitab ad-Da’waat (doa-doa), bab 115, no. 3895
Visits: 46