BAHAYA DARI SEBUAH KETAMAKAN

Sebuah kisah datang dari zaman Nabi Isa a.s. Terdapat tiga orang pemuda yang telah menemukan timbunan harta. Ketika hendak membawa pulang harta tersebut, mereka berdiskusi dan membagi tugas. Dua orang menjaga harta tersebut, sementara satu orang lagi pergi mencari makanan agar mereka bertiga tidak kelaparan di perjalanan. 

Saat satu orang tersebut membeli makanan, terpikirlah olehnya niat jahat untuk meracuni kedua temannya dengan harapan semua harta itu bisa menjadi miliknya. Namun di saat yang bersamaan, dua orang temannya yang sedang menunggu di lokasi juga mengatur strategi untuk membunuh temannya yang sedang membeli makanan. Mereka sepakat bahwa harta itu akan mereka bagi sama rata, sehingga jika temannya meninggal mereka akan mendapat bagian yang lebih banyak. 

Akhirnya si pembeli makanan kembali ke lokasi. Dua orang temannya yang sudah menunggu pun melancarkan aksinya membunuh pemuda tersebut. Senang karena misinya berhasil, mereka pun mengambil makanan yang sudah diracuni tadi dan memakannya dengan lahap. Tak butuh waktu lama, dua orang pemuda itu pun mati sia-sia.

Kisah yang sangat ironis ini memberikan pelajaran yang sangat berarti untuk kita bahwa ketamakan justru membahayakan. Memiliki hasrat berlebihan untuk memperbanyak harta dan mengungguli orang lain dalam jumlah kekayaan merupakan penyebab utama kesulitan manusia. Pada akhirnya hukum-hukum dan aturan-aturan yang ada dilupakan dan menjadikannya jatuh dalam dosa dan keburukan.

Ketamakan ibarat penyakit yang menggerogoti jiwa manusia. Dengan mudahnya mengambil hak orang lain, berkhianat pada orang terdekat, menjarah harta benda yang bukan miliknya, memperebutkan warisan dengan saudara sendiri, bahkan sampai rela memutuskan hubungan hanya karena harta. Keserakahan yang tak terkendali membuatnya jauh menyimpang dari norma.

Dalam surah At-Takatsur diperingatkan bahwa persaingan satu sama lain dalam mengumpulkan harta telah menjadikan manusia lalai. Bahkan neraka jahannam telah nampak di depan matanya di dunia ini pula, dimana kesibukan terhadap dunia meruntuhkan akhlaknya. Peringatan tentang bahaya keserakahan sudah ada sejak ribuan tahun lamanya. Kesaksian demi kesaksian tentang binasanya para penumpuk harta dan orang-orang yang haus akan kekuasaan sudah begitu banyaknya. Namun hingga saat ini masih banyak yang belum mengambil hikmah darinya.

Semakin canggihnya teknologi membuat kilau dunia ini semakin terpancar. Kesibukan demi kesibukan membuat manusia tak mau menyisihkan waktunya untuk mengingat Tuhan. Hingga maut merenggutnya, ia tetap asyik mengejar sesuatu yang tak ada gunanya. Rasulullah SAW bersabda:

“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)

Pada akhirnya, keserakahan hanya akan mendatangkan kerugian. Karena ketika ajal menjemput, semuanya akan kembali ke tanah. Kesusahan, kepayahan, dan pikiran yang terkuras untuk mengejar harta hanya akan terurai dan membusuk bersama jasad yang terkulai tak berdaya.

Visits: 855

Mumtazah Akhtar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *