
Bahayanya Terlena dengan Gemerlapnya Dunia
Hakikat dunia adalah negeri yang sementara. Dunia dan segala kenikmatan dan kemewahan di dalamnya akan kita tinggalkan bahkan dunia akan pergi dan sirna dalam waktu yang sebentar saja. Berbeda dengan segala kenikmatan akhirat yang kekal abadi selamanya.
Dunia dan segala isinya diibaratkan seperti air yang menempel di jari dan di celupkan ke lautan. Sedangkan akhirat ibarat lautan yang sangat luas dan dalam.
Banyak orang yang tergelincir akan kemewahan yang dunia sajikan. Tentu hal ini sangat wajar karena dunia merupakan hal nyata yang sedang dijalani, sedangkan alam akhirat sesuatu yang masih prasangka dan suatu imajinasi. Ibarat seseorang tidak akan melepaskan genggaman emas di tangannya demi mendapatkan sebuah berlian yang hanya sekedar janji.
Penyakit inilah yang menghalangi jiwa manusia untuk mempersiapkan dirinya menggapai akhirat, beramal dan berusaha sungguh sungguh dalam menyongsongnya. Seandainya setiap orang menyadari bahwa ada kehidupan yang kekal abadi tentu mereka akan berlomba lomba untuk menyediakan bekal menuju akhirat.
Sebuah nasihat bijak, agar kita tidak lalai oleh duni, “Wahai anak Adam, juallah duniamu untuk akhiratmu, niscaya kamu untung di keduanya. Dan janganlah kamu jual akhiratmu untuk duniamu, karena kamu akan rugi di keduanya. Singgah di dunia ini sebentar, sedang tinggal di akhirat sana sangatlah panjang.” (Hasan Al-Bashri)
Dalam hadits di atas, Allah SWT. melarang kita agar tidak terperdaya dengan kehidupan dunia. Bukan berarti seorang muslim tidak boleh memanfaatkan segala fasilitas dunia dan kecanggihan teknologi di dalamnya. Namun hendaknya hal ini dimanfaatkan sebagai sarana untuk membantu meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. agar kita mempunyai bekal yang lebih banyak dalam menggapai kehidupan yang kekal abadi.
Orang-orang yang menyibukkan dunia dengan hal yang bermanfaat kelak di sisi Allah, merekalah orang yang beruntung baik di dunia maupun akhirat. Mereka beruntung di dunia karena menyibukkan diri dalam hal kebaikan, beruntung juga di akhirat karena telah membekali diri dengan berbagai amal shalih.
Dunia adalah ladang akhirat. Sibukkan diri kita untuk akhirat, maka sejatinya dunia akan dapat kita taklukkan. Manfatkanlah sisa umur kita dengan sebaik baiknya. Bersiaplah menjemput ajal sebaik mungkin. Ingatlah kehidupan yang kekal abadi yang pasti suatu hari nanti kita akan menjumpainya. Semoga kita senantiasa menjadi manusia yang selalu memperbaiki amal ibadah sehingga dapat menjadi manusia yang beruntung di kehidupan yang kekal abadi.
Visits: 560