Berlian Keimanan Melalui Ujian

Ketika Hadhrat Rasulullah SAW. memproklamirkan statusnya sebagai utusan Tuhan, dimulailah pertentangan, halangan, dan ujian yang datang dari masyarakat Mekkah. Dimulai dengan embargo yang menyulitkan kaum Muslim untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, hingga ujian-ujian tak berperikemanusiaan yang menyasar pribadi-pribadi kaum Muslim.

Rasulullah SAW. adalah Khatamun Nabiyyin, cap semua nabi, Nabi paling sempurna dan terkasih Allah Ta’ala. Nabi yang untuk mempersiapkan kehadirannya, dunia dan isinya ini diciptakan. Tetapi penderitaan yang harus dilaluinya begitu perih, bahkan hingga kepergiannya dari dunia ini.

Kaum Muslim sebagai umat, juga tak kalah perih dalam perjuangan mempertahankan keimanannya. Padahal Allah sendiri menyatakan dalam kitab-Nya,

“Kamu adalah umat terbaik, dibangkitkan demi umat manusia, kamu menyuruh berbuat baik, melarang dari berbuat buruk, dan beriman kepada Allah. Dan seandainya Ahlikitab beriman, niscaya akan lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman tetapi kebanyakan mereka orang-orang durhaka.” (QS. Ali-‘Imran: 111)

Mengapa Allah Ta’ala ‘tega’ menguji umat yang dijanjikan-Nya sebagai umat terbaik sedemikian berat dan perih? Mengapa Allah bisa memberikan penderitaan sedemikian menyakitkan kepada manusia yang paling Dia kasihi?

Jawabannya adalah karena beratnya ujian dan perihnya perjuangan hidup itu mampu menempa jiwa dan kehambaan manusia menjadi lebih baik, bila kita bersedia mengambil hikmah dan pelajaran di dalamnya.

Sebuah hadits menyatakan, “Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah.” (HR. Tirmidzi)

Ujian akan membuat kita semakin sadar bahwa kita bahkan tak lebih besar dari butiran debu di sisi Allah Ta’ala. Kita akan merasa butuh untuk menjatuhkan diri, menangis, dan meronta dalam setiap sujud dan tangan yang tertangkup demi sedikit saja kasih sayang Allah Ta’ala, agar kita bisa melewati ujian-ujian yang tengah dihadapi.

Sedemikian berat penderitaan dan ujian yang harus dialami beliau SAW. dan umatnya, rasa cinta dan syukur Hadhrat Rasulullah SAW. toh tak sedikitpun goyah apalagi berkurang. Setiap malam dilalui beliau SAW. dengan shalat yang panjang dan lama, hingga kaki beliau SAW. bengkak, hanya demi untuk mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya kepada Allah Ta’ala.

Butuh panas dan tekanan tinggi untuk bisa menghasilkan berlian yang berharga. Dan itu pun berlaku pada pribadi dan spiritualitas manusia.

Penulis: Lisa Aviatun Nahar

Visits: 301

Lisa Aviatun Nahar

1 thought on “Berlian Keimanan Melalui Ujian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *