Buruknya Prasangka dalam Menjaga Hubungan

Di dalam hidup, kita saling terkait dengan hubungan-hubungan sosial, yaitu keluarga, saudara, juga tetangga. Dan Islam mengajarkan kita supaya dapat berlaku baik kepada semuanya tanpa terkecuali. Kita dituntut untuk dapat bersikap rukun kepada sesama, sebab di dalam sikap rukun terdapat kebaikan. Dan salah satu tanda dari hidup rukun ialah mengabaikan perbuatan-perbuatan menyakiti yang sia-sia dan menerapkan perilaku yang mulia.

Salah satu contoh, jika ada seorang keluarga, saudara atau tetangga yang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas terhadapmu, maka hendaklah kamu membalasnya dengan sikap rukun melalui cara yang baik. Sementara, di antara keadaan thabi’i manusia, yang merupakan ciri khas fitratnya ialah lurus hati. Manusia tidak ingin berkata dusta selama tidak terdorong oleh kepentingan pribadinya. 

Dalam berdusta manusia merasakan di dalam hatinya semacam kebencian serta ganjalan, sehingga tak kerap menimbulkan prasangka dan tak percaya terhadap sesama. Prasangka inilah yang dapat menodai semua hubungan. Prasangka pun dapat menjadi sebuah dosa karena prasangka merupakan omongan paling dusta. Di dalam hadits pun diterangkan, “Hati-hatilah terhadap prasangka, sesungguhnya prasangka adalah omongan paling dusta.” (HR. Bukhari)

Dan di ayat lain Al-Qur’an pun begitu melarang sikap berprasangka. Allah SWT berfirman di dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, “Hai orang-orang yang beriman, hindarilah banyak prasangka. Karena sebagian prasangka adalah dosa.”  Selain berdosa, sikap berprasangka merupakan keburukan sosial yang menyebabkan ketidakserasian, pertentangan dan perselisihan yang menyebabkan suatu hubungan rusak dan kotor. 

Oleh karena itu, tugas kita sebagai manusia yang memiliki akal dan budi pekerti harus dapat menjaga kerukunan serta menanamkan kecintaan kepada setiap mahkluk, apalagi sesama manusia. Keluarga, saudara, dan tetangga adalah bagian dari diri kita. Maka jagalah tali  persaudaraan yang kokoh dalam saling menghargai, saling percaya. 

Tanamkan pula dalam diri kita prasangka yang baik, terhadap manusia juga Tuhan. Karena prasangka baik, akan menghasilkan hal yang baik. Sementara prasangka buruk pun akan mendatangkan suatu hal yang buruk. Dan Tuhan adalah tergantung dari prasangka hamba-Nya.

Visits: 311

Cucu Komariah

2 thoughts on “Buruknya Prasangka dalam Menjaga Hubungan

  1. Afwan, ukht!

    Dalilnya sepertinya tidak sesuai.. Mohon dikoreksi.. Biar tidak menjadi fitnah.

    Ayat 12 ya!?

    Barakallah.

    1. Assalamualaikum, Ukhty. Alhamdulillah dalil sudah benar ya. QS. Al Hujurat ayat 13. ‘Bismillah’ sebagai pembuka surah dihitung satu ayat. Jazakumullaah..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *