
CARA ALLAH TA’ALA MENJAGA AGAMA ISLAM HINGGA AKHIR ZAMAN
Ketika tiba hari kewafatan Hadhrat Rasulullah saw., kesedihan yang luar biasa merasuki umat Muslim. Saat itu Hadhrat Abu Bakar ra. sedang tidak berada di kota Madinah sedangkan Hadhrat Umar ra. diselimuti kesedihan dan kemarahan yang membuatnya kehilangan kendali atas dirinya, sehingga pedang terhunus di tangannya, yang siap memenggal kepala siapa saja yang menyatakan bahwa Hadhrat Rasulullah saw. telah wafat.
Suasana begitu gaduh, mendorong beberapa orang sahabat untuk pergi menemui Hadhrat Abu Bakar ra. agar menenangkan umat. Hadhrat Abu Bakar ra. yang menerima kabar itu pun langsung bertolak ke Madinah. Beliau ra. menghampiri rumah Hadhrat Aisyah ra. dan bertanya, benarkah Sang Kekasih Allah itu telah meninggalkan dunia? Ketika disaksikannya sendiri jasad Hadhrat Rasulullah saw. yang dicintainya telah terbujur kaku tanpa ada hembusan nafas lagi, beliau ra. percaya bahwa Hadhrat Rasulullah saw. telah benar-benar meninggalkan dunia ini.
Hadhrat Abu Bakar ra. kemudian memasuki masjid dan terus berjalan menuju mimbar. Hadhrat Umar ra. sudah siap dengan pedang di tangannya. Bila Hadhrat Abu Bakar ra. juga menyatakan bahwa Hadhrat Rasulullah saw. telah wafat, Hadhrat Umar ra. tak segan-segan membiarkan pedangnya memenggal kepala sang sahabat. Hadhrat Abu Bakar ra., dengan perasaan yang tentu saja sedih dan pedih luar biasa karena ditinggal oleh Sang Manusia Sempurna, namun senantiasa berusaha tetap tegar. Dan umat Islam menunggu kepastian darinya, bahwa Hadhrat Rasulullah saw. yang tercinta telah benar-benar pergi.
“Dan Muhammad tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu rasul-rasul sebelumnya. Apakah jika ia mati atau terbunuh kamu akan berbalik atas tumitmu?” (QS. Al-Imran 3:145)
Demikianlah Hadhrat Abu Bakar ra. membuka kabar menyedihkan itu. Beliau ra. kembali membacakan ayat yang turun di Perang Uhud tersebut.
Ayat yang diturunkan untuk meneguhkan hati orang-orang Muslim yang kehilangan akal dan hendak meninggalkan medan pertempuran karena isu terbunuhnya Hadhrat Rasulullah saw. di tangan musuh.
Hadhrat Abu Bakar ra. mengingatkan bahwa Hadhrat Rasulullah saw. hanyalah seorang manusia biasa. Beliau saw. tak lepas dari takdirnya akan kematian. Sesempurna-sempurnanya beliau saw. sebagai manusia, keabadian takkan pernah melekat padanya. Dan, beliau saw. adalah Rasul yang mengemban tugas dari Allah Ta’ala, begitupula Nabi dan Rasul yang turun sebelum beliau saw. Kesemuanya tak lepas dari kematian dan telah berlalu.
Lantas, bila Hadhrat Rasulullah saw. pun tiba di akhir tugas dan hidupnya di dunia, apakah orang-orang Muslim tersebut akan berpaling dari ajaran Islam?
Demikianlah keadaan umat yang ditinggalkan oleh Hadhrat Rasulullah saw. Bukan hanya kesedihan, rasa pedih dan perih yang harus ditanggung dengan amat beratnya, tetapi juga ketakutan. Bagaimana nasib Islam yang ditinggalkan?
Bisakah agama ini bertahan tanpa sosok beliau saw.? Walaupun ini agama yang diridhai-Nya, bagaimana Dia menjaga agama ini hingga akhir zaman?
Maka, Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An-Nuur [24]: 56:
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dari antara kamu dan berbuat amal shaleh, bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum mereka; dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, yang telah Dia ridhai bagi mereka; dan niscaya Dia akan menggantikan mereka sesudah ketakutan mereka dengan keamanan. Mereka akan menyembah Aku, dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan Aku. Dan barangsiapa ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang durhaka.”
Itulah janji-Nya, yang kemudian diwujudkan dengan dipilihnya Hadhrat Abu Bakar ra. sebagai Khulafaur Rasyidin yang pertama, seterusnya hingga Hadhrat Ali bin Abi Thalib ra. Islam di tangan para Khulafaur Rasyidin semakin berjaya, tegak berdiri hingga negeri-negeri terjauh dari padang Arabia. Kehadiran para Khalifah dalam sistem Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah menjadi bukti bahwa inilah cara Allah Ta’ala menjaga agama Islam hingga akhir zaman.
Dan sebagaimana yang Dia janjikan, Khalifah dalam sistem demikian akan terus ada hingga akhir zaman. Karena, hanya dengan sistem Khilafah semacam itulah,umat Islam akan senantiasa mendapat petunjuk langsung Allah Ta’ala untuk menegakkan tauhid, memahami sepenuhnya dan sebenar-benarnya Islam yang hakiki. Dan di masa kini, wujud sistem Khilafat demikian telah ada dalam tubuh Jemaat Muslim Ahmadiyah.
Visits: 49