Debat yang Sehat Menghasilkan Solusi yang Bermanfaat

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan debatlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang -orang yang mendapat petunjuk.”

(QS.An-Nahl : 126 (1)

Tafsir dari ayat tersebut adalah seseorang yang mengajukan alasan dalam berdebat dan membantah hendaklah di lakukan dengan cara yang baik dan lemah lembut dalam bicara atau menyampaikan pendapat. (2)

Dalam ajaran Islam debat (Mujadalah) diartikan sebagai cara menyampaikan argumen dan mencari kebenaran yang diperbolehkan selama didasari ilmu pengetahuan dan logika.

Tentu saja dalam ajaran Islam debat di perbolehkan jika untuk menegakan kebenaran namun di larang jika di lakukan dengan hawa nafsu, tanpa ilmu atau bertujuan menjatuhkan lawan.

Lalu apa saja jenis perdebatan yang di perbolehkan menurut ajaran Islam?

Mari kita cermati bersama agar dapat lebih memahami hal tersebut, di antara nya :

[1] Menegakan kebenaran: Debat di perbolehkan jika tujuan nya untuk menyampaikan kebenaran Islam dan menarik orang untuk kembali ke jalan yang benar.

[2] Membangun pemahaman: Debat yang sehat akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik dan pemahaman yang lebih mendalam.

[3] Berdasarkan ilmu: Harus di landasi ilmu dan dalil yang kuat bukan prasangka atau hawa nafsu. (3)

Jika ke tiga poin di atas dapat di lakukan orang yang sedang berdebat, maka perdebatan tersebut akan menghasilkan kata mufakat dan solusi yang tepat untuk memecahkan setiap permasalahan. Sehingga menghasilkan kebenaran dari orang yang melakukan perdebatan tersebut.

Seperti yang di sampaikan oleh Imam Asy- Syafii, seorang ulama besar Mujtahid mutlak dan pendiri madzhab fikih, beliau bersabda :

“Aku tidak pernah berdebat dengan seseorang kecuali aku berharap kebenaran muncul dari lisannya.”

(Imam Asy-Syafii)

Makna perkataan imam Asy-Syafii adalah; bahwa ia melihat perdebatan bukan sebagai ajang untuk menang, melainkan sebagai upaya bersama untuk menemukan kebenaran, bahkan jika itu berarti kebenaran hal itu dari lawan bicaranya sendiri.

Hal ini menunjukan bahwa tujuan nya adalah mencapai kebenaran bukan ego atau kemenangan pribadi dalam argumen. Sikap ini menyoroti semangat keterbukaan intelektual dan kerendahan hati di hadapan kebenaran.

Oleh karena itu, hindarilah debat yang tidak perlu yang hanya menimbulkan pertentangan dan pertikaian belaka. Janganlah kita meninggalkan akhlak yang baik ketika berdebat.

Agar menghasilkan perdebatan yang baik dan konstruktif, fokuslah pada argumen logis yang didukung data dan fakta, bukan pada serangan personal.

Tetaplah menjaga etika dengan bersikap sopan dan mendengarkan secara aktif, serta patuhi aturan debat yang sudah di sepakati. Dengan demikian, debat menjadi ajang pertukaran gagasan yang efektif dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik dan pemikiran yang rasional dengan tenang dan jernih yang akan mencerahkan dan bermanfaat.

Referensi :

(1). Q.S An-Nahl : 126.

(2).Tafsir Ibnu Katsir

(3).https//www detik.com.

Views: 11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *