FILOSOFI RUMI TENTANG MAKNA KEHILANGAN

Hidup ini selalunya diisi dengan hilir mudiknya kesuksesan dan kegagalan. Mereka yang sukses biasanya penuh persiapan dan rencana. Tetapi, bukan berarti perencanaan yang baik hasil akhirnya selalu keberhasilan.

Itulah yang kadang melahirkan kekecewaan. Bahkan, tak sedikit yang mulai menyalahkan keadaan, juga Sang Pencipta atas apa yang terjadi.

Namun pernahkah kita berfikir bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak-Nya? Bahkan sehelai daun yang jatuh pun berada dalam kehendak-Nya yang demikian luas.

Sebagaimana tertuang dalam Al Qur’an, “Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)….” (QS. Al-An’am: 59).

Dialah Allah Yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa, bagaimana mereka berawal dan berakhir.

Seperti kisah seorang sufi terkenal Jalaluddin Rumi. Yang pernah mengalami kehilangan. Di tahun 1244, Rumi sudah menjadi seorang guru dan seorang ahli agama. Pada tahun tersebutlah, ia berjumpa dengan seorang musafir atau pengembara yang bernama Shamsuddin dari Tabriz.

Pertemuannya dengan Shamsuddin atau yang akrab disapa Shams inilah yang kemudian menjadi sebuah momentum atau titik balik perubahan hidup Rumi. Mereka pun menjadi sahabat yangs sangat dekat satu sama lain.

Sayangnya, ketika Shams berkunjung ke Damaskus, ia terbunuh. Desas desus mengatakan bahwa Shams dibunuh oleh salah seorang murid Rumi yang tidak senang melihat kedekatan Sham dengan gurunya tersebut.

Tentu saja, Rumi sangat sedih dan terpukul atas kematian Shams, sahabatnya ini. Lalu, ia pun mengungkapkan rasa kasih sayangnya terhadap Shams dan penyesalan atas kematiannya dalam bentuk musik, tarian, dan syair.

Selama hampir 10 tahun setelah pertemuannya dengan Shamsuddin, Rumi pun terus mengabdikan dirinya untuk menulis ghazal atau sastra puisi yang merujuk pada sebuah tangisan kematian.

Salah satu tulisannya yang terkenal adalah, “Jangan berduka, apa pun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain.”

Dari kisah seorang Jalaludin Rumi ini dapat kita ambil hikmah bahwasannya semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah Ta’ala.

Jadi, janganlah berlarut dalam kesedihan sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang hambanya butuhkan. Dan apa yang terbaik untuk hambanya.

Views: 6313

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *