IKHLAS KUNCI UTAMA TURUNNYA RAHMAT

Dalam Islam, ikhlas berarti melakukan segala sesuatu, terutama ibadah dan amal perbuatan baik, semata-mata karena Allah SWT. dan mengharapkan ridha-Nya, tanpa mengharapkan imbalan duniawi atau pujian dari manusia. Ikhlas adalah memurnikan niat hanya untuk Allah, bukan untuk kepentingan pribadi, pujian, atau keuntungan duniawi.

Dalam setiap periode usia kita Allah SWT. iringi dengan beragam ‘challenge’ atau tantangan demi kemajuan tumbuh kembang jasmani dan rohani manusia,hal tersebut secara umum dimaknai beragam sesuai kapasitas masing-masing ada yang menyebutnya ujian, cobaan, adzab, kemalangan, karma, dan lain sebagainya. Terdapat dua sudut pandang secara pokok, yaitu sudut pandang positif dan sudut pandang negatif. Sebagai muslim kita ingat ayat,

“Sesungguhnya Allah SWT. berbuat sesuai prasangka kita”

lalu firman-Nya juga,

“Tidaklah Allah SWT. memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya” serta “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

Bila kita ambil 3 janji Allah SWT. tersebut dengan penuh keyakinan dengan semua Asmaul husna-Nya, tentu kalimat ikhlas akan kita genggam erat dalam menjalani cobaan atau ‘challenge’ yang ada dalam perjalanan hidup kita masing-masing.

Kalimat “Inna ma’al usri yusra” (إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا) adalah sebuah ayat yang terdapat dalam Al Quran surat Al-Insyirah (94), tepatnya pada ayat ke-6. Ayat ini menjadi pengingat penting dalam ajaran Islam bahwa setiap kesulitan pasti disertai dengan kemudahan. Ketika 4 sifat utama Allah SWT. yang terdapat dalam surah Al-Fatihah yaitu: Rabb,Rahman, Rahim, Malik, kita maknai dalam perjalanan hidup kita masing-masing, maka betapa nyatanya janji Allah SWT. bahwa rahmat-Nya melebihi hukuman/kemarahan-Nya.

Setiap kita dari sejak dalam rahim telah terus tumbuhkembang melalui keempat sitaf utama-Nya tersebut . Demikian pula ketika lahir kedunia, melalui bekal adzan & iqamah di kedua indra pendengarannya ditanamkan penguat fitrah suci pemberian Allah SWT. untuk perjalanan hidup selanjutnya di dunia ini. Bagaimana tekad/adzam dari kandungan isi adzan dan iqamah harus terus ditanamkan dalam-dalam sebagai bibit utama dan pertama bekal menjalani kehidupan. Keyakinan kepada Allah SWT. dengan kebesaran-Nya dan keyakinan akan keesaan-Nya ,serta fokus kita agar mentauladani manusia sempurna dalam pengamalan ayat ‘iyyakana’buduww’ (tempat kami menyembah) & ‘iyyakanasta’in’ tempat kami minta pertolongan terdapat di sepanjang hidup insan kamil Rasulullah Saw sebagai contoh terbaik untuk kita semua.

Hadhrat Masih Mau’ud as. menguraikan perkara ini sebagai berikut, “Janganlah menganggap musibah-musibah itu buruk”. Seseorang yang menganggap demikian bukanlah seorang mu’min. Karena bila keyakinan sempurna terhadap Kebijaksanaan-Nya, tentu saja tidak akan ada prasangka negatif terhadap takdir-Nya. Sehingga bagi seorang mu’min apapun yang Allah SWT karuniakan akan ia jalani dengan diiringi doa’ mohon pertolongan-Nya dan ikhtiar menjalani dengan sangat berhati-hati agar tetap terpenuhi haqququllah & haqququl’ibad sesuai kapasitasnya.

Melalui keikhlasan menerima cobaan hidup kita, disertai dengan modal cara pandang positif bahwa inilah kesempatan untuk kita memperbesar kapasitas anugerah sebagai makhluk terbaik ciptaan-Nya bisa kita raih. Melalui cobaan juga kita makin mengenal kapasitas diri sekaligus makin mengenal wujud Allah SWT. dalam beragam Asmaul Husnul-Nya selama proses berlangsungnya kesabaran kita dalam menjalani cobaan yang kita hadapi. Anggap saja kita sedang Allah SWT masukkan di sekolah dan kelas serta mata pelajaran terbaik pilihan-Nya, apapun bentuk cobaan/ujian hidup kita. Saat kita bisa mengambil rasa syukur bahkan disaat tersulit ujian hidup kita, maka rahmat-Nya akan terbuka lebar. Kebahagiaan,optimisme,kesabaran,kegigihan, bagaikan seorang murid yang melalui proses dari tidak tahu menjadi tahu,lalu menemukan hikmah dari ilmu yang ia pelajari. [1]

Hubungan Allah SWT. dengan mu’min sejati bagaikan dua sahabat, adanya 2 keadaan yang terjadi yaitu mendengarkan atau minta didengarkan . Ketika memanjatkan doa maka akan tiba dua keadaan, terkabul atau ditangguhkan pengabulannya. Seorang mu’min yang mukhlis akan tetap dengan ikhlas dan sabar serta tawaqal menjalani kedua keadaan tersebut. Keyakinan bahwa Allah SWT yang tahu persis hal terbaik baginya selalu tertanam. Bahwa perjalanan hidup dengan segala sesuatunya agar kalimah Laailahailallah tertanam kuat baik dalam keimanan maupun pengamalannya.

Contoh sahabat Hadhrat Rasulullah saw. sebagai teladan keihlasan adalah Amru bin Taghlib.
Rasulullah saw membagi-bagikan harta rampasan perang kepada para sahabat. Namun tak semua sahabat memperoleh bagian. Termasuk yang tidak menerima adalah Amru bin Taghlib. Dan di antara orang-orang yang tidak memperoleh harta rampasan perang itu ada beberapa di antaranya yang menggerutu, mencela sikap Rasul karena sebab tidak membagikan harta rampasan kepada sebagian lainnya.Lantas Rasulullah pun menjelaskan tentang mengapa ada sebagian orang diberi harta rampasan perang dan sebagian lainnya tak mendapatkan apapun. Rasul menjelaskan sebagian orang diberikan harta rampasan perang itu karena dalam hatinya masih terdapat keluh kesah dan ketakutan terhadap kehidupan dunia.Sementara Rasullulah menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak mendapatkan bagian harta rampasan perang itu lebih disenangi dan dicintai. Rasulullah menjelaskan di antara orang-orang yang tidak mendapatkan harta rampasan itu ada yang hatinya senantiasa diberikan Allah dengan kecukupan dan kebaikan, Rasulullah menyebut salah satu orang itu adalah Amru bin Taghlib.

“Sungguh, ada orang yang kuberi dan ada yang tidak kuberi, namun yang tidak aku beri lebih aku sukai dari pada yang aku beri, beberapa orang aku beri karena hati mereka masih ada keluh kesah dan ketakutan, dan beberapa orang aku percayakan kepada kecukupan dan kebaikan yang telah Allah jadikan pada hati mereka, diantara mereka ialah Amru bin Taghlib.” [2]

Referensi :
[1] https://ahmadiyah.id/khotbah/2015-10-02-intisari-dari-adanya-ujian-dan-cobaan
[2] Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7535

Views: 103

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *