
Islam: Cahaya Kesetaraan bagi Laki-laki dan Perempuan
Keindahan islam membawa kebaikan bagi para pengikut nya baik laki-laki maupun perempuan. Terlebih bagi Perempuan, karena islam menempatkan perempuan di tempat yang sangat istimewa. Namun jauh sebelum adanya agama islam, kaum perempuan banyak mendapatkan siksaan juga hinaan, bahkan mereka dianggap sebagai manusia rendah yang pantas diperjual-belikan.
Sejarah mencatat pada banyak peradaban dunia, perempuan dianggap hanya sebagai makhluk pelengkap juga sebagai manusia kelas kedua yang hak dan kewajibannya bahkan keberadaannya di dunia ini ditentukan oleh laki-laki. Pada peradaban Romawi pun menempatkan bahwa perempuan sepenuhnya berada dibawah kekuasaan laki-laki. Kekuasaan ini bersifat mutlak, termasuk dalam hal kewenangan untuk mengusir, menganiaya, menjual, bahkan membunuh wanita.
Pada peradaban Hindu di abad ke-7 Masehi, perempuan dijadikan sebagai sesajen para dewa. Bahkan pada peradaban Arab jahiliyah pun menghalalkan pembunuhan terhadap bayi karena terlahir sebagai perempuan.
Orang Quraisy jahiliyah pada waktu itu merasa malu jika melahirkan anak berjenis kelamin perempuan. Kelahiran anak perempuan dianggap aib bagi orang tuanya, apalagi jika hal itu dialami oleh seorang yang memiliki jabatan tinggi dalam masyarakat.
Namun sebaliknya, melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki dianggap sebagai simbol keunggulan, keberanian, juga kebanggaan. Sayangnya hal tersebut tidak bagi kelahiran bayi perempuan.
Namun ketika islam datang ke muka bumi ini yang dibawa oleh Hadhrat Rasulullah saw, beliau saw mendobrak tradisi gelap ini dan mengembalikan posisi perempuan pada tempat yang mulia. Melalui ajaran Islam jugalah perempuan dihargai dan dimuliakan. Yang lebih istimewanya lagi Allah Swt membuktikan keistimewaan perempuan dengan menuliskan dalam Al-Qur’an menggunakan salah satu nama surat nya dengan nama “An-Nisa” yang artinya wanita atau perempuan.
Kehadiran Islam juga membantu manusia terbebas dari segala bentuk ketidakadilan. Hal ini karena Islam sangat menekankan keadilan di segala aspek kehidupan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dapat dijadikan alasan untuk saling melengkapi dalam membangun relasi yang baik.
Dalam Al-quran banyak ayat yang membahas kesetaraan antara laki-laki dan perempuan baik dalam hal kewajiban maupun memperoleh haknya. Keduanya berhak mendapatkan penghormatan yang sama sebagai umat manusia dan hamba Allah Swt. Adanya berbagai ketidaksetaraan antara keduanya tidak melebihi ataupun mengurangi kedudukan satu sama lain dihadapan Allah Ta’ala.
Sebagaimana yang tertera dalam Al-quran karim. ”Maka Tuhan mereka mengabulkan mereka seraya berfirman, “Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amalan orang-orang yang beramal dari antara kamu, baik laki-laki, maupun perempuan. Sebagian kamu adalah dari sebagian lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari rumah-rumahnya, yang ditimpa kesusahan pada jalan-Ku, yang berperang dan dari mereka yang ter bunuh, niscaya Aku akan meng-hapuskan dan niscaya Aku keburukan-keburukannya akan memasukkan mereka ke dalam kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai sebagai ganjaran dari Allah, dan di sisi Allah sebaik-baik ganjaran.” [1]
Ayat ini turun berkenaan dengan aduan Ummu Salamah kepada Hadhrat Rasulullah saw tentang wanita yang tidak disebut dalam perihal hijrah dan berjihad. Berkenaan dengan hal ini juga pernah disabdakan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Ahmadiyah V (aba) pada Sesi Wanita di Salanah UK Tahun 2021.
Hudhur (aba) bersabda bahwa suatu ketika seorang wanita menjumpai Hadhrat Rasulullah saw dan berkata bahwa para laki-laki dapat pergi berjihad dan melakukan berbagai hal lainnya juga. Tetapi perempuan, menetap di rumah dan mengurus rumah tangga dan anak-anak mereka. Jika demikian, dapatkah wanita mencapai derajat rohani yang sama dengan pria?
Pertanyaan ini menyenangkan Hadhrat Rasulullah Saw yang mengungkapkan betapa terkesan nya beliau dengan cara wanita itu menyampaikan masalah dan pemikirannya yang mendalam.
Hadhrat Rasulullah saw bersabda kepada para sahabatnya yang duduk bersama beliau bahwa mereka harus menghormati wanita. Hadhrat Rasulullah saw bersabda kepadanya bahwa untuk masalah yang dia sampaikan, pria dan wanita adalah sama. Islam mengajarkan bahwa laki-laki adalah wali hanya dalam hal tanggung jawab yang mereka emban, sebaliknya jika menyangkut derajat, baik laki-laki dan perempuan adalah sama.[2]
Dari sabda hadhrat khalifah ini sangat jelas bahwa islam merupakan agama yang sangat menghargai kaum laki-laki maupun perempuan. Dalam Islam laki-laki dan perempuan dianggap setara sebagai makhluk Allah Swt karena pada hakikatnya keduanya akan terus saling melengkapi dalam berbagai hal.
Al-Qur’an mengajarkan bahwa kedudukan orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan itu sama, maka dari itu keduanya harus memperoleh keadilan yang setara dimata Allah SWT dan keduanya berhak untuk mendapatkan rahmat Allah. Islam sebagai agama yang rahmatan lil Alamin telah memposisikan perempuan pada tempat yang mulia dan tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan ini.
Untuk itu tidaklah dibenarkan bagi mereka yang masih saja menganggap bahwa derajat laki-laki lebih tinggi dari perempuan dalam segala hal, termasuk dalam hal ibadah kepada sang pencipta. Allah Swt tidak pernah membedakan setiap hambanya, yang membedakan satu individu dengan yang lain hanyalah perbedaan tingkat keimanan dan ketaqwaan mereka.
Referensi:
1. Al-Qur’an: Ali ‘Imran:196
2. Ringkasan Pidato Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Ahmadiyah V (aba) pada Sesi Wanita di Salanah UK 2021
Visits: 56